Page 52 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 52
Pendidikan dan Pendidikan Sejarah di Perguruan Islam Republik Indonesia Yogyakarta 1947-2005 | 47
(Zulkarnain, 2005a, pp. 233–234). Meski- perlu berdiri sendiri dalam bentuk Yayasan
pun penerjemahan al Qur’an tersebut men- terlepas dari struktur GAI. Sebagai ketua
jadi polemik pro dan kontra tokoh dan ger- Yayasan adalah Ibu Kustirin Djojosoegito
akan Islam saat itu, namun tak dipungkiri dan Bapak Djojosugito menduduki sebagai
bahwa terjemah Holy Qur’an banyak ber- ketua Badan Pemangku Asas (penasehat)
pengaruh pada dinamika pemikiran Islam (Yayasan PIRI, 1969, pp. 36–37). Yayasan
era 1920 (Ichwan, 2001; Ropi, 2010). ini diperkuat dengan terbitnya AD / ART
Perguruan Islam Republik Indonesia, dengan akta notaris pendirian tertanggal 3
selanjutnya disingkat dengan PIRI, berdi- Februari 1959.
ri pada tanggal 1 September 1947 di Yog- Dengan tegas dinyatakan dalam Pasal
yakarta. Pendirian institusi ini merupakan 4 Anggaran Dasar bahwa maksud dan tu-
realisasi dari hasil keputusan Muktamar juan Yayasan adalah untuk menegakkan
Gerakan Ahmadiyah Indonesia (GAI) yang Kedaulatan Tuhan, agar supaya umat ma-
diselenggarakan di Purwokerto pada bulan nusia di Indonesia mencapai keadaan jiwa
Mei 1947 (Yayasan PIRI, 1969, p. 3). Pada (state of mind) atau kehidupan batin (inner
muktamar tersebut terlahir dua keputusan life) yang disebut: salam (damai). Kemu-
penting yaitu pertama, menerima Pancasila dian di Pasal 5 ayat 1 dijelaskan bahwa
sebagai Dasar Negara Republik Indone- Yayasan berhak menyelenggarakan usaha
sia, dan kedua adalah mendirikan sekolah. dan tindakan dalam rangka mencapai tu-
Menurut Pak Mulyono , keputusan per- juan dengan mendirikan pondok pesantren,
3
tama sangat terkait dengan situasi politik sekolah, madrasah, taman pustaka, masjid
negara saat itu dimana terdapat tekanan dan sebagainya (Yayasan PIRI, 1969, p.
dari beberapa kelompok Islam yang ingin 33). Meskipun Yayasan PIRI mempunyai
mendirikan negara Islam dan tekanan dari wewenang yang cukup besar, secara rohani
militer Belanda yang membuat ibukota tetap dipengaruhi oleh visi Ahmadiyah.
dipindah ke Yogyakarta. Keputusan kedua Hal ini disebabkan oleh keharusan dalam
merupakan salah satu langkah dalam rang- Dewan Pemangku Asas terdiri dari anggo-
ka membentuk kader Ahmadiyah yang ta GAI yang sudah lama dan setia, seper-
dilakukan melalui sistem pondok. Meski- ti yang tertuang dalam Pasal 10 (Yayasan
4
PIRI, 1969, p. 36).
pun yang terwujud adalah sekolah-sekolah
umum seperti SMP, SMA dan STM. Beberapa Tokoh Penting PIRI
Dalam susunan pengurus yang perta-
ma, PIRI dipimpin oleh Alimurni Partokoe- Terlahir dengan nama Minhad 16 April ta-
soemo dengan anggota antara lain Suprato- hun 1889 (w. 1966), setelah naik haji nama-
lo, Surono Citrosancoko, dan Ibu Kustirin mya menjadi Minhadjurrahman Djojosoe-
Djojosoegito. Kemudian setelah muktamar gito, anak pertama dari empat bersaudara
GAI tahun 1958 diputuskan bahwa PIRI dari pasangan putri dari Kyai Hasan Mus-
tarom dengan Kyai Mangunarso, penghulu
3 Sekretaris PB GAI, wawancara tanggal 20 Agustus
2018. di Sawit Boyolali, Surakarta. Kyai Hasan
4 Sistem pondok baru terwujud pada tahun 2014 Mustarom yang juga penghulu di Slang-
dengan nama Pondok Pesantren Minhadjurrahman yang
berlokasi di kompleks Baciro. reng, Magetan bersaudara dengan Kyai
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019