Page 56 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 56
Pendidikan dan Pendidikan Sejarah di Perguruan Islam Republik Indonesia Yogyakarta 1947-2005 | 51
an P.P & K tanggal 26 Mei 1950 No. 8591/ dan STM tahun 1967; di Margodadi Lam-
Pts/E/g/1950 (Sutrisno & Djauhar, 1972, pung dibuka SMP dan SMA pada tahun
pp. 11–12). 1992; dan di Simpang Sumatera Selatan
Bapak Djoyosoegito pun membu- dibuka SMEA pada tahun 1996 (Iskandar,
ka sekolah khusus agama (SGA) dengan 2008, p. 98).
meminjam tempat di SKP negeri Lempuy- Selain mendapatkan bantuan dari pe-
angan Wangi yang masuk sore hari. Seko- merintah, baik berupa peminjaman tempat,
lah ini dibantu oleh rekan beliau saat se- tenaga pengajar dan subsidi, sekolah PIRI
kolah di Kweekschool bernama Pinandoyo juga mendapatkan bantuan dari sumbangan
dan menggunakan nama PIAI (Perguruan para guru dan pegawai sekolah. Setelah
Islam Ahmadiyah Indonesia). Hingga awal mendapatkan bentuk legal berupa Yayasan
tahun 1951, terdapat dua kelas untuk SMP, PIRI, sekolah menjadi lebih mudah dalam
sepuluh kelas untuk SMA, satu kelas SGA, menerima sumbangan dari berbagai pihak.
dua kelas SGB, dengan jumlah total siswa Seperti misalnya bantuan pada STM / SMK
700 anak dan guru 60 orang. PIRI 1, berdiri tahun 1967 dan menjadi se-
Meskipun beberapa masih meminjam kolah subsidi tahun 1970, yang berasal dari
Gedung sekolah negeri dan beberapa tel- NOVIB Belanda tahun 1978 berupa ban-
ah menyewa Gedung sendiri, tahun 1952 tuan bangunan dan peralatan – peralatan
sekolah PIRI mengalami kemajuan antara mesin konvensional. Kemudian bantuan
lain, SGA menjadi enam kelas, SMA men- dari Austria berupa mesin CNC (Computer
jadi 13 kelas, SGB menjadi 11 kelas dan Numerically Controlled) yakni mesin-mes-
SMP menjadi 11 kelas dengan jumlah mu- in yang dioperasionalkan dengan komput-
rid telah menjadi 1400 siswa. Sedangkan er pada tahun 1982 (Salman Agustiawan A,
untuk pengajarnya, PIRI mendapatkan se- 2015, p. 9).
jumlah guru pemerintah yang diperbantu- Menariknya adalah proses pemban-
kan di sekolah SGA, SGB dan SMP. Dan gunan dan pengembangan sekolah PIRI,
pada tahun 1959, SGB putri PIRI menja- secara institusional, tetap berjalan ke arah
di sekolah bersubsidi (swasta) dengan SP positif, meskipun secara ideologis afili-
Kementerian PP & K tanggal 26 Agustus asinya mendapatkan tekanan pasca fatwa
1960 no. 72475/B.II, sedangkan SMP PIRI MUI tahun 1980. Misalnya STM / SMK
berubah menjadi sekolah subsidi pada ta- PIRI 1 yang berlokasi di kompleks Ba-
hun 1964 (Sutrisno & Djauhar, 1972, p. ciro. Pasca 1980 STM PIRI 1 menambah
61). dua jurusan lagi yaitu jurusan otomotif dan
Perkembangan sekolah PIRI mulai di- elektronika, sehingga menjadi empat juru-
buka di beberapa kota di luar Yogyakarta, san dimana dua jurusan sebelumnya ada-
seperti di antaranya: di Purwokerto dibu- lah jurusan mesin dan listrik. Pada tahun
ka SGB pada tahun 1953, SMP pada tahun 1990 status akreditasi sekolah meningkat
1957, dan SMA tahun 1978, STM produksi menjadi disamakan berdasarkan keputusan
tahun 1967, STM audio/video dan otomo- Kepala Kantor Wilayah Departemen Pen-
tif di tahun 1996; di Madiun telah dibuka didikan dan Kebudayaan Nomor. 349/C/
SGB pada tahun 1953, SMP tahun 1957 Kep/I/1990 tanggal 27 Desember 1990.
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019