Page 84 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 84

PSPB: Dinamika Pendidikan Sejarah di Indonesia Pada 1985 | 79


           analisis sekaligus sintesis, sebagai bagian  Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
           tak terpisahkan dari fakta substantif dan  (PSPB) sebagai mata pelajaran wajib da-
           kerangka konseptual dalam artikel ini.      lam kurikulum. Tidak hanya dalam bentuk
                                                       keputusan menteri,  pemberlakuan  PSPB
           PEMBAHASAN                                  diperkuat  dengan  Tap  MPR Nomor II/
                                                       MPR/1983. PSPB termasuk dalam bagian
           Sistem  pendidikan nasional Indonesia ti-   integral Pendidikan Pancasila bersama P-4
           dak pernah terlepas  dari masalah  kuriku-  dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
           lum. Sejak Indonesia merdeka, penyusu-      PSPB diterapkan secara resmi pada kuri-
           nan kurikulum selalu  berkaitan  dengan  kulum 1984 pada tahun ajaran 1984/1985
           kekuatan politik yang berpengaruh dalam  (Hasan dalam Basis, 2010: 4-5).
           menentukan visi pendidikan. Said Hamid          PSPB lahir  dengan latar  belakang
           Hasan mengungkapkan bahwa sejak pem-        bahwa pelajaran sejarah  tidak  sekadar
           bahasan undang-undang pendidikan tahun  mengajarkan  pengetahuan sejarah  bela-
           1949, status pendidikan agama, bahasa In-   ka, melainkan juga menanamkan  nilai-
           donesia,  sejarah, dan  pendidikan  jasmani  nilai perjuangan bangsa dalam hati siswa.
           diperdebatkan. Suasana politik pada waktu  Presiden Soeharto mencanangkan hal ini
           itu yang masih kental dengan perjuangan  setelah ia mengetahui dari Jenderal M. Yu-
           menegakkan  kehidupan berbangsa dan  suf bahwa calon  taruna Akabri memiliki
           bernegara  menjadikan  pendidikan  sejarah  pengetahuan yang dangkal tentang sejarah
           mendapat tempat cukup istimewa. Hal ini  perjuangan bangsa. Urusan internal ABRI
           kemudian  bertransformasi pada masa pe-     diangkat  menjadi  urusan nasional  yang
           merintahan Orde Lama yang memberlaku-       mendikte  kepentingan  masyarakat  secara
           kan Manipol Usdek. Dunia pendidikan di  keseluruhan. Nugroho Notosusanto mer-
           Indonesia diperkenalkan dengan satu mata  upakan tokoh sentral kebijakan ini. Seka-
           pelajaran  baru, yaitu  Civics (pendidikan  lipun PSPB diterapkan secara nyata pada
           kewarganegaraan)  guna membentuk  ma-       masa jabatannya, ia telah lama mengusul-
           nusia Indonesia baru. Oleh sebab itu, pen-  kan hal ini dan baru akhirnya terwujud keti-
           didikan sejarah tetap memiliki kedudukan  ka ia menjadi Menteri Pendidikan dan Ke-
           yang penting dan dipertahankan. Pergan-     budayaan (Mendikbud). Landasan hukum
           tian kekuasaan ke tangan Soeharto mengu-    penerapan PSPB adalah TAP MPR No. II/
           bah arah kebijakan  politik  nasional.  Pen-  MPR/1982 tentang Garis-garis Besar Ha-
           didikan Pancasila diperkenalkan  sebagai  luan Negara  (GBHN) yang menyebutkan
           upaya menangkal ajaran komunisme yang  adanya  kewajiban  pemberian  pendidikan
           mulai dilarang pada waktu itu. Sejak 1978,  sejarah perjuangan bangsa kepada genera-
           Pendidikan Pancasila ditetapkan dan lima  si muda di sekolah negeri maupun swasta
           tahun  kemudian  diintegrasikan  dengan  untuk meneruskan dan mengembangkan
           P-4. Pada tahun yang sama, Menteri Pen-     jiwa, semangat, dan nilai-nilai 1945 (Pur-
           didikan dan Kebudayaan waktu itu, Nugro-    wanto dan Adam, 2017: 72-73).
           ho Notosusanto mengeluarkan  keputusan          Sebelum  PSPB,  pelajaran  sejarah  su-
           yang menetapkan adanya mata  pelajaran  dah ada pada jenjang pendidikan formal.



                                                                                Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019
   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89