Page 86 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 86

PSPB: Dinamika Pendidikan Sejarah di Indonesia Pada 1985 | 81


           Mulai Diperbaiki,  Mendikbud: Membo-        Pengembangan  Pendidikan dan Kebu-
           hongi Anak Itu Dosa”. Pernyataan Men-       dayaan (Kalitbang Dikbud) menilai penu-
           dikbud Fuad Hassan menjadi  semacam  lisan sejarah nasional masa itu belum pro-
           konklusi tegas bahwa PSPB sudah meny-       porsional, keliru, dan pincang. Alasannya
           impang  dari tujuan  awalnya. Depdikbud  adalah sejarah nasional lebih banyak meng-
           (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan)  hadirkan kekurangan dan kelemahan tokoh
           yang dipimpinnya mulai  berusaha mem-       yang kurang tepat dalam dunia pendidikan
           benahi buku pegangan PSPB yang dahulu  serta dominasi atas  daerah  dan golongan
           mengandung  alinea  kontroversial  seputar  tertentu, terutama politik dan militer. Tu-
           Sukarno seperti pernyataan bahwa Sukar-     juan sejarah nasional yang berusaha mem-
           no pernah menerima komisi berupa uang  bangun citra tokoh untuk meningkatkan
           jutaan  dolar  dari  perusahaan-perusahaan  rasa kebangsaan menurut  Bachtiar  masih
           asing yang melakukan impor ke Indonesia.  kurang. Bachtiar  juga  mengkritik  PSPB
           (Kompas, 14 September 1985: 1, 12).         karena terpisah (berdiri sendiri) dari mata
               Sementara itu, pada Kompas edisi 17  pelajaran sejarah (terutama sejarah nasion-
           September  1985,  Ibrahim  Alfian,  Guru  al), padahal substansi di antara keduanya
           Besar Ilmu Sejarah UGM yang menjadi  tidak jauh berbeda, juga sama-sama kon-
           Dekan  Fakultas  Sastra  UGM waktu  itu,  troversial dan membosankan. Ia menduga
           menyatakan  bahwa  penyegaran  kemba-       terjadi salah tafsir atas GBHN tahun 1982
           li  atas  penulisan  sejarah  (historiografi)  yang  mewajibkan  PSPB berdiri  sendiri.
           bangsa bukan sesuatu yang tabu. Gagasan  Berkaitan dengan substansinya yang kon-
           ini beliau lontarkan terkait dengan usulan  troversial,  ia  menegaskan  bahwa  buku
           Fuad Hassan untuk memperbarui buku  pegangan  PSPB tidak  perlu  ditarik.  Just-
           PSPB yang dinilai kontroversial. Perkem-    ru, hal yang diperlukan adalah buku-buku
           bangan-perkembangan baru dinilai Ibrahim  lain sebagai pembanding.  Walau demiki-
           Alfian sebagai dasar atau syarat penyega-   an, akhirnya Departemen Pendidikan dan
           ran buku Sejarah Nasional Indonesia dan  Kebudayaan  (Depdikbud)  menarik  buku
           PSPB. Ibrahim Alfian menegaskan bahwa  tersebut untuk dibenahi (Kompas, 17 Sep-
           setiap penulisan sejarah tentu ada hal yang  tember 1985: 12).
           ingin ditulis dan dihilangkan, yang sangat      Kritik pada masa itu sesungguhnya
           dipengaruhi oleh interestingness (Kompas,  ditujukan pada penulisan sejarah nasional
           17 September 1985: 1, 12). Hal senada juga  secara  luas, yang kebetulan PSPB terkait
           disampaikan kemudian oleh Bambang Pur-      di dalamnya. Misalnya,  Tajuk Rencana
           wanto dalam kata pengantar “Ketika Seja-    Kompas edisi 17 September 1985 berjud-
           rah Berseragam” bahwa setiap tindakan  ul “Penulisan Sejarah Indonesia”. Dengan
           sejarawan tidak akan pernah terlepas dari  terus terang, menyatakan bahwa kritik yang
           prinsip eksklusi dan inklusi dalam mengh-   dilancarkan pada buku PSPB berbuat jasa
           adirkan kembali masa lalu sebagai sejarah  dalam  perkembangan  penulisan  sejarah
           (Purwanto dalam McGregor, 2008: xxi).       nasional, karena mampu menyoroti adan-
               Masih pada  edisi  yang  sama,  Harsya  ya narasi yang menyimpang terhadap  to-
           W. Bachtiar selaku Kepala Penelitian dan  koh besar, misalnya Soekarno yang diang-



                                                                                Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91