Page 88 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 88
PSPB: Dinamika Pendidikan Sejarah di Indonesia Pada 1985 | 83
tosusanto pun mengambil alih wewenang Melihat situasi yang kacau ini, St.
untuk mengurus hal ini dengan menarik Sularto/S.E. Darsono mengajukan tiga al-
buku PSPB dari peredaran. Sebagai peng- ternatif sebagai berikut. Pertama, PSPB
gantinya, buku 30 Tahun Indonesia Merde- merupakan salah satu unsur dalam Pen-
ka dan Sejarah Nasional Indonesia digu- didikan Pancasila bersama-sama dengan
nakan sebagai pegangan. Walau demikian, P-4 dan PMP, sehingga tidak terjadi tump-
kritik juga menghujani kedua buku ini, ang-tindih dan dinilai efektif dari segi buku
terutama Sejarah Nasional Indonesia yang pegangan dan penatarannya. Kedua, Pen-
mengandung alinea menghebohkan. Keju- didikan Pancasila merupakan gabungan
juran ilmiah penulis dipertanyakan dalam dari keempat mata pelajaran yang saling
buku tersebut. Ketika Fuad Hassan meng- tumpang-tindih, yakni PSPB, P-4, PMP,
gantikan Nugroho Notosusanto, ia menya- dan sejarah nasional Indonesia, hampir
takan akan mengkaji ulang keberadaan P-4 serupa dengan alternatif pertama. Ketiga,
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan PSPB digabungkan dengan mata pelajaran
Pancasila), PSPB, Pendidikan Moral Pan- sejarah, yang terdiri dari sejarah nasional
casila (PMP), dan Sejarah yang dinilain- Indonesia dan sejarah dunia. Berkaca dari
ya tumpang-tindih, karena berbagai ma- negara lain yang tidak mengkhususkan
teri berulang-ulang disajikan di dalamnya adanya pendidikan moral, nilai-nilai PSPB
(Kompas, 30 September 1985: 4-5). dapat dimasukkan ke dalam mata pelajaran
Persoalan yang diangkat seputar PSPB sejarah. Agar tidak tumpang-tindih, di sisi
oleh St. Sularto/S.E. Darsono antara lain lain, unsur sejarah dalam PMP harus dihi-
seputar periodisasi PSPB. Paling tidak, langkan atau dikurangi. Ketiga alternatif
ada beberapa opsi yang muncul, yaitu se- ini diharapkan dapat dipertimbangkan oleh
jak masa prasejarah, sejak Proklamasi 17 Depdikbud waktu itu, sehingga kebijakan
Agustus 1945, serta sejak zaman Kerajaan PSPB jauh lebih matang dan tidak tump-
Sriwijaya dan Majapahit. Nugroho Noto- ang-tindih. Selain itu, mengikutsertakan
susanto dalam instruksinya menyatakan para sejarawan dan ahli pendidikan dalam
bahwa periodisasi PSPB dimulai sejak pengkajian PSPB juga diharapkan mampu
Proklamasi 17 Agustus 1945. Ketika ia menyelesaikan kemelut ini (Kompas, 30
meninggal, kebijakan ini terkesan men- September 1985: 4-5).
gambang. Setelah digantikan oleh J.B. Su- Titik terang mulai ditemukan pada 1
marlin dan Fuad Hassan, PSPB dinyatakan Oktober 1985. Kompas edisi tersebut men-
tetap dilanjutkan. Hal ini menuai persoalan yajikan sebuah berita berjudul “Para Se-
di masyarakat. Guru-guru sebagai pelaksa- jarawan Bersepakat Perbaiki Pengajaran
na utama di lapangan merasa kebingungan, Sejarah”. Satu keputusan penting dari hasil
bahkan jenuh dan kesal dengan silih-ber- pertemuan para sejarawan dengan Dep-
gantinya kebijakan PSPB. Persoalan ini dikbud pada waktu itu adalah penggabun-
juga merembet ke buku pegangan PSPB gan PSPB dengan Sejarah Nasional. Salah
yang tidak dibedakan dengan buku pegan- satu dasarnya adalah pengajaran sejarah
gan pelajaran sejarah nasional, sehingga diibaratkan seperti dua sisi mata uang, yaitu
menjadi tumpang tindih. aspek kognitif dan afektif, yang tidak dapat
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019