Page 60 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 60
pada hari ulang tahun Tenno Heika, dikeluarkan Maklumat Gunseikan Nomor 23
tentang pembentukan badan untuk menyelidiki usaha-usaha kemerdekaan
(Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai). Pada saat itu, belum dipergunakan istilah Indonesia,
akan tetapi Hindia Timur, atau To Indo, sehingga penulis menggunakan istilah
BPUPK dan bukan BPUPKI. BPUPK mengadakan 2 (dua) kali sidang resmi, yang
dipimpin oleh Ketua BPUPK, Dr. Radjiman Wedyodiningrat, 1 (satu) kali sidang
tidak resmi dipimpin oleh anggota BPUPK, Ir. Soekarno, dan keseluruhan sidang
dilaksanakan di Jakarta. Sidang resmi pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Mei
hingga 1 Juni 1945 membahas dasar negara. Sidang resmi kedua diadakan 10
hingga 17 Juli 1945, membahas wilayah negara, kewarganegaraan, rancangan
UUD, ekonomi dan keuangan, pembelaan, pendidikan, dan pengajaran Sidang tidak
resmi berlangsung antara masa reses sidang resmi pertama dan kedua membahas
rancangan Pembukaan UUD. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu
Zyunbi Iinkai) dibentuk Jepang pada tanggal 7 Agustus 1945 berdasarkan
pengumuman Marsekal Terauchi, Panglima Besar Nampo-Gun (Bala tentara Dai
Nippon di seluruh daerah selatan), yaitu:
Sesuai dengan usaha-usaha dan kesucian daripada penduduk Indonesia,
maka Panglima Daerah Selatan menegaskan persetujuannya tentang pembentukan
Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia pada pertengahan Agustus 1945.
Panitia tersebut akan mempercepat segala usaha-usaha yang berhubungan dengan
persiapan yang penghabisan guna pembentukan pemerintah Indonesia
Merdeka.Pada tanggal 8 Agustus 1945, Sukarno, Hatta, dan Radjiman dipanggil
oleh Jendral Terauchi ke Dalat, yang menjanjikan akan memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. PPKI dijadwalkan akan mulai
bersidang pada tanggal 19 Agustus 1945 dan pada hari Minggu di antara kedua
tanggal tersebut dibicarakan dan disahkan UUD yang telah disusun oleh BPUPK.
Rombongan Sukarno, Hatta dan Radjiman tiba di Indonesia pada tanggal 14
Agustus 1945, dan keesokannya menghadap Laksamana Maeda untuk memastikan
berita akan kekalahan Jepang, akan tetapi tidak mendapat jawaban yang pasti. Hal
tersebut menyebabkan Soekarno tidak mempercayai ketika golongan pemuda
mendatanginya pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, dan tetap berpegang
pada janji Jepang yang akan memerdekakan Indonesia dalam waktu singkat,
BAB 3 KONSTITUSI NEGARA | 51