Page 64 - E-MODUL KONSEP DASAR PKN
P. 64

Berdasarkan Bab II hingga Bab VII, UUD 1945 merupakan konstitusi sistem

                      pemerintahan  semi  presidensial,  sebab  terdapat  kriteria  sistem  pemerintahan
                      parlementer  dan  sistem  pemerintahan  presidensial.  Dalam  UUD  1945,

                      karakteristik  sistem  pemerintahan  presidensial  lebih  dominan,  sehingga  yang

                      digunakan dalam UUD 1945 RIS adalah Sistem Pemerintahan Semi Presidensial.
                      Karakteristik sistem pemerintahan presidensial lainnya dalam UUD 1945 selain

                      yang  dikemukakan  oleh  Soepomo  dan  Soekiman  yang  kemudian  diatur  dalam

                      UUD 1945, adalah bahwa kekuasaan membentuk undang-undang dipegang oleh
                      Presiden,  dengan  persetujuan  DPR,  berbagai  kewenangan  Presiden  sebagai

                      kepala pemerintahan  dan kepala negara.
                                            2
                         Disimpulkan bahwa undang-undang di sahkan pada tanggal 18 Agustus 1945

                      oleh  PPKI.  Undang-undang  periode  18  Agustus  1945  menganut  sistem

                      presidensial  tetapi  di  karenakan  negara  Indonesia  baru  saja  terbentuk,maka
                      tidak  semua  urusan  dapat  dilakukan  menurut  konstitusi  karena  bisa  terlihat

                      bahwa  undang-undang  dasar  belum  di  tegakkan  secara  konsisten  di  sistem

                      ketatanegaraan.


                   2)  Konstitusi Republik Indonesia Serikat Periode 27 Desember 1949 sampai
                       dengan 17 Agustus 1950

                          Konstitusi RIS merupakan Undang-Undang Dasar yang disusun oleh bangsa

                       Indonesia,  sebagaimana  kesepakatan  antara  RI  dengan  pemerintah  Belanda
                       berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Persetujuan Linggarjati. Penyusunan konstitusi RIS

                       hanya dilakukan RI dan BFO, yang pembahasan bersama antara keduanya telah

                       dimulai  sejak  Konferensi  Inter  Indonesia  (KII),  dan  dilanjutkan  ketika
                       perundingan  Konferensi  Meja  Bundar  (KMB),  ketika  pada  tanggal  29  Oktober

                       1949 naskah konstitusi RIS rampung dan diparaf di Scheveningen oleh RI dan

                       wakil-wakil BFO yang hadir dalam KMB.
                          Dalam  rapat  pleno  KNIP  tanggal  5  Desember  1949,  Presiden  Sukarno

                       menyampaikan pidato pembukaannya, yang meminta agar putusan sidang KNIP

                       adalah menerima atau tidak hasil-hasil KMB; akan tetapi jika hasil KMB ditolak,
                       maka Presiden menyatakan dengan tegas bahwa beliau tidak dapat mengetahui

                       apa yang akan terjadi. RUU hasil KIMB usulan pemerintah akhirnya di ratifikasi



                                                                             BAB 3 KONSTITUSI NEGARA | 55
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69