Page 418 - Dietetik-Penyakit-Tidak-Menular_SC
P. 418
Berdasarkan uraian di atas dari berbagai rekomendasi yang ada, implementasi diet
Hiperemesis terdiri dari 3 jenis yaitu diet Hiperemesis I yang ditujukan untuk pasien
Hiperemesis berat. Pemberian makanan terbatas berupa roti kering, singkong bakar atau
rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Pemberian cairan berjarak 1-2 jam setelah
pemberian makan utama. Jika rasa mual dan muntah sudah berkurang, maka dapat diberikan
Diet Hiperemesis II dengan pemberian makanan yang bernilai gizi tinggi, namun diberikan
secara bertahap. Minuman atau cairan tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Jika
kondisi berangsur baik atau Hiperemesis ringan, maka diberikan Diet Hiperemesis III. Diet ini
mengandung energi cukup dan semua zat gizi. Pemberian minuman dapat diberikan
bersamaan dengan makanan. (Instalasi Gizi Perjan RS dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi
Dietisien Indonesia (2004).
Setelah perencanaan intervensi gizi atau diet, selanjutnya implementasi intervensi gizi.
Pada topik ini, implementasi intervensi gizi berupa menyusun menu untuk kasus Hiperemesis
Gravidarum, melakukan analisis kandungan zat gizi dari menu tersebut dengan menggunakan
software nutrisurvey atau menggunakan daftar bahan makanan penukar atau tabel komposisi
zat gizi pangan Indonesia.
d. Monitoring dan Evaluasi
Ahli Gizi hendaknya melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan
implementasi intervensi gizi yang dilaksanakan. Saudara dapat menetapkan data sign atau
symptom yang tepat pada setiap masalah gizi di masing-masing domain yang dapat menjadi
indikator atau parameter asuhan gizi untuk dimonitor dan dievaluasi. Perhatikan problem atau
masalah gizi yang sudah ditetapkan pada diagnosis gizi pasien Hiperemesis Gravidarum.
Kemudian tetapkan indikator atau parameter asuhan gizi yang spesifik yang dapat
memberikan informasi keberhasilan intervensi gizi.
Indikator monitoring dan evaluasi asuhan gizi untuk pasien Hiperemesis Gravidarum
dapat ditetapkan dari sign atau symptom yaitu asupan makanan melalui oral atau asupan zat
gizi (energi, protein, lemak, karbohidrat), perubahan berat badan, Lingkar Lengan Atas (LiLA),
haemoglobin (Hb), kadar elektrolit dalam darah (Kalium, Natrium, Chlorida), keton urin, atau
hasil pemeriksaan fisik klinis seperti status hidrasi atau tanda-tanda dehidrasi, dan tanda-
tanda vital.
2. Pengobatan
Pada periode awal dengan muntah yang parah, harus diberikan antiemesis melalui rute
parenteral bersamaan dengan cairan intravena. Dianjurkan pasien dipuasakan selama 24 jam
pertama, kemudian saat muntah berhenti dan pasien bisa mentolerir secara oral, antiemesis
oral dapat diberikan. Antiemesis umum seperti kelompok obat Phenothiazine (misalnya
Dietetik Penyakit tidak Menular 409