Page 7 - E-Modul Kajian Mikrobiologi untuk PSP Pendidikan
P. 7

C. Upaya Pencegahan Pertumbuhan Vibrio






                                                                              Upaya  pencegahan  penyakit  melalui  makanan


                                                                              (foodborne  diseases)  dapat  dilakukan  dengan


                                                                              berbagai  cara  untuk  mengurangi  resiko  timbulnya


                                                                              penyakit.  Memasak  hasil  produksi  peternakan  seperti



                                                                              telur  dan  daging  harus  dilakukan  dengan  cara  yang


                                                                              benar  dan  sampai  matang.  Memisahkan  masakan


                                                                              yang  sudah  matang  dengan  bahan  makanan  mentah


                                                                              akan  menghindarkan  adanya  kontaminasi  silang,


                                                                              terutama alat yang digunakan untuk mengolah produk


                                                                              peternakan (daging). Menyimpan masakan yang sudah


                                                                              matang  ke  dalam  lemari  pendingin  jika  tidak  habis



                                                                              dikonsumsi  dapat  mencegah  kontaminasi  bakteri.


                                                                              Selain itu, bahan makanan mentah seperti sayuran dan


                                                                              buah  juga  harus  dicuci  dengan  air  mengalir.  Untuk


                                                                              menjaga  kebersihan  diri,  tangan  juga  harus  dicuci


                                                                              menggunakan  sabun.  Jika  ada  dugaan  penyakit


                                                                              melalui  makanan  (baik  infeksi  ataupun  keracunan)


                                                                              sebaiknya  dilaporkan  kepada  petugas  medis  dengan


                                                                              segera  untuk  menghindari  kondisi  yang  lebih  berat


                                                                              (Muna, 2020).








                     Selain  penyebab  foodborne,  vibrio  spp  juga  menjadi  salah  satu  faktor  kualitas  air



                     budidaya hewan akuatik. Keberhasilan budidaya udang diantaranya ditentukan oleh


                     factor kualitas air dan populasi pathogen. Kualitas air terutama kadar total amoniak


                     dan  bahan  organik  yang  melebihi  ambang  batas  merupakan  salah  satu  faktor


                     penyebab penurunan produksi udang. Pada budidaya udang pengendalian kualitas


                     air  secara  biologis  dapat  dilakukan  melalui  aplikasi  probiotik.  Selain  berpengaruh


                     terhadap kualitas air aplikasi probiotik juga berpengaruh terhadap populasi bakteri


                     vibrio. Beberapa probiotik yang telah terbukti menekan populasi bakteri vibrio adalah



                     Bacillus,  Bacillus  subtilis  BT23,  Bacillus  subtilis  UTM  126.  Hasil  analisis  pengaruh


                     perlakuan  pemberian  probiotik  terhadap  populasi  bakteri  vibrio  diperoleh  bakteri


                     Vibrio sp pada bak kontrol lebih tinggi dibandingkan total bakteri Vibrio sp pada tiga


                     perlakuan  yang  lain.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  penambahan  probiotik  dapat


                     menurunkan populasi bakteri Vibrio sp (Yudianti, 2010).






















                                                                                                                                                                                                       3
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12