Page 44 - SKRIPSI_YULIANA MAHMUDDIN_G041201051
P. 44
23
Kekerasan buah merupakan salah satu parameter kualitas yang objektif untuk
melihat mutu dan umur simpan buah. Tingkat kekerasan buah sangat berkaitan
dengan tingkat kematangan buah atupun tingkat kebusukan dari suatu buah.
Pengukuran tingkat kekerasan buah dapat dilakukan dengan menggunakan alat
penetrometer. Berdasarkan hasil pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa kekerasan
buah langsat selama penyimpanan mengalami penurunan yang signifikan.
Penurunan tingkat kekerasan tertinggi terdapat pada buah langsat yang tidak diberi
perlakuan pengemasan (TK) yang terjadi pada hari ke 8 hingga hari ke 14 dengan
nilai rata-rata mencapai 2,82 kg yang menunjukkan bahwa tekstur daging buah yang
masih segar. Sedangkan buah langsat yang diberi perlakuan pengemasan (DK)
mengalami penurunan tingkat kekerasan yang lebih lambat yaitu hanya mencapai
rata-rata penurunan 4,29 kg yang menunjukkan bahwa tekstur daging buah yang
masih lebih segar dibandingkan buah langsat yang tidak diberi perlakuan
pengemasan (TK), sedangkan berdasarkan hasil penelitian Faiqatunnisa (2021),
bahwa dengan menggunakan asam askorbat 2% dan kemasan plastik dengan suhu
penyimpanan 15 °C pada buah langsat hanya dapat bertahan hingga 12 hari yang
menunjukkan bahwa tekstur daging buah yang sudah tidak segar.
Perbedaan tekstur buah langsat dapat dilihat pada Gambar 12. Hal ini terjadi
karena proses metabolisme yakni proses respirasi dan transpirasi yang masih
berlanjut. Namun, dengan penyimpanan pada suhu rendah dan penggunaan plastik
dapat mencegah penyerapan oksigen dari luar yang mengakibatkan proses respirasi
menjadi terhambat sehingga perombakan karbohidrat menjadi senyawa yang larut
dalam air berkurang dan kekerasan buah dapat dipertahankan. Hal ini menandakan
bahwa penggunaan kemasan plastik polyethylene lebih berpengaruh dibandingkan
penggunaan asam askorbat terhadap tingkat kekerasan selama penyimpanan. Hal
ini sesuai dengan penyataan Purwoko & Suryana (2000), bahwa penyimpanan suhu
rendah juga akan mengakibatkan kadar air menjadi beku sehingga bakteri dan enzim
akan mengalami inaktifasi yang membuat laju respirasi akan semakin melambat. Hal
tersebut juga sejalan dengan pernyataan Faiqatunnisa (2021), bahwa buah langsat
tergolong ke dalam buah yang mengalami peningkatan respirasi setelah dipanen.
Menurunkan suhu menjadi cara efektif untuk menurunkan proses laju respirasi.
Tabel 10. Hasil Uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) nilai tingkat kekerasan
pada setiap perlakuan selama penyimpanan.
Lama Penyimpanan (Hari)
Perlakuan
1 3 5 7 9 11 13 14
a
a
a
a
a
a
a
Kontrol 7,34 a 5,94 5,54 4,32 3,79 3,49 2,96 2,76
b
a
a
0% AS & DK 8,39 7,22 6,70 6,39 5,83 5,17 bcd 4,17 4,09
abc
ab
a
a
a
ab
a
a
a
1,5% AS & TK 7,58 5,86 5,75 4,85 4,36 4,13 3,29 2,93
ab
ab
a
b
ab
a
a
bc
a
a
1,5% AS & DK 7,92 7,31 6,99 6,38 6,07 5,23 bcd 4,50 4,27
ab
a
ab
a
a
ab
a
a
2% AS & TK 7,84 7,12 6,32 4,96 4,70 4,19 3,25 2,73
cd
b
b
a
a
c
a
a
2% AS & DK 9,39 8,21 7,24 7,00 6,53 5,70 4,76 4,41
a
ab
a
a
a
2,5% AS & TK 7,19 6,23 5,49 4,95 4,65 4,02 3,10 2,86
ab
a
ab
b
a
a
b
a
2,5% AS & DK 8,75 8,03 7,63 6,84 6,56 5,96 4,73 4,37
d
c
a
DMRT sig 0,71 0,81 0,73 0,22 0,08 0,01 0,02 0,004
Normalitas sig 0,121 0,200 0,072 0,200 0,200