Page 122 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 122
MENGISAHKAN KEMBALI AIR BAH
hanya telah menyelesaikan masalah yang sudah lama ada tentang
cara membaca nama sosok besar ini tetapi juga telah menyelidiki
biografinya. Sebagai pemuda Ipiq-Aya menuliskan seluruh kisah
Atrahasis pada tiga tablet kuneiform besar antara tahun 1636
dan 1635 SM, dengan cermat mencatat tanggal dan namanya
sendiri. Ipiq-Aya akan sangat gembira mengetahui bahwa hasil
kerja kerasnya sekarang tersebar di antara museum-museum di
London, New Haven, New York, dan Jenewa. Ketiga tablet
itu awalnya berisi 1.245 baris teks, dari jumlah itu yang kami
miliki semuanya atau sebagian hanya kira-kira 60 persen saja.
Episode terpenting tentang Bahtera dan Air Bah muncul
dalam Tablet III Ipiq-Aya, yang dalam buku ini disebut sebagai
Atrahasis Babilonia Kuno. Tablet ini sekarang ada dalam dua
bagian. Bagian lebih besar, yang dikenal sebagai C1, mungkin
saja digabungkan dengan C2 jika mereka bisa dibawa ke dalam
satu ruangan, sayangnya bagian pertama ada di British Museum
dan bagian terakhir ada di Musée d’Art et d’Histoire di Jenewa.
Suatu hari nanti saya akan mencoba menyatukannya …
Ada enam tablet berikutnya atau potongan-potongan dari Epos
Atrahasis Akkadia yang selamat dari periode Babilonia Kuno,
yang, meskipun jelas merupakan ‘kisah yang sama’, mengungkap
empat versi yang berbeda. Hanya satu dari tablet-tablet ini yang
ternyata berisi narasi Air Bah.
‘SCHØYEN BABILONIA KUNO’
Tablet yang belum lama diterbitkan ini, juga dalam Koleksi
Schøyen, secara tekstual sangat independen dari tablet-tablet
yang kami ketahui sebelumnya, dan juga berasal dari masa yang
lebih awal daripada Atrahasis Babilonia Kuno dengan selisih
kira-kira seratus tahun. Berikut ini bagian yang relevan dalam
http://facebook.com/indonesiapustaka “Sekarang, jangan biarkan mereka mendengarkan kata
tablet tersebut:
yang kau [sampaikan],
Dewa-dewa memerintahkan sebuah pemusnahan,
Hal jahat yang Enlil akan lakukan pada orang-orang.
111

