Page 149 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 149
Dr. Irving Finkel
Dan dalam Gilgamesh XI
“Pagar alang-alang, pagar alang-alang! Dinding bata,
dinding bata!
“Dengarkan, Wahai pagar alang-alang! Dengarkan, Wahai
dinding bata!
Wahai laki-laki dari Shuruppak, putra Ubar-Tutu,
Hancurkan rumah, buatlah sebuah perahu!
25 Tinggalkan kekayaan dan carilah keselamatan!
Kesampingkan harta benda dan selamatkan kehidupan!
Naikkan ke atas perahu benih dari semua jenis makhluk
hidup!”
Memanfaatkan dinding dan pagar alang-alang Atra-hasīs sebagai
semacam telegraf hutan memungkinkan Ea untuk bersikeras
dengan klaim bahwa dia tidak benar-benar mengatakan sendiri
kepada Atra-hasīs apa yang akan terjadi. Dia hanya kebetulan
mengatakan hal itu pada dinding dengan keras-keras di dekat
dinding alang-alang besar, dan benar-benar bukan kesalahannya
jika gemanya terdengar oleh Atra-hasīs. Bagaimana penggambaran
ini bisa dipahami?
Jawabannya berasal dari perintah untuk meruntuhkan rumah
untuk membangun sebuah perahu dari bahan-bahan mentah.
Sebagaimana pernyataan Lambert, dan saya sepenuhnya setuju
dengannya,
Kita menganggap Atra-hasīs tinggal di sebuah rumah
alang-alang seperti yang masih dapat ditemukan di selatan
Mesopotamia di mana alang-alang tumbuh sangat tinggi.
Tidak syak lagi angin dapat bersiul menembus dinding
http://facebook.com/indonesiapustaka karena bukan lagi dirinya tetapi dinding alang-alang itu
alang-alang tersebut, dan Enki tampaknya telah berbisik
kepada hambanya yang setia dengan cara yang sama,
yang menyampaikan pesan tersebut. Karena perahu alang-
alang sama lazimnya dengan rumah alang-alang, tugas yang
jelas adalah untuk menarik ikatan-ikatan alang-alang yang
138

