Page 375 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 375
Dr. Irving Finkel
lebih tepatnya suatu fenomena yang cepat menghilang. Kedua
gagasan itu masuk akal, tetapi tampaknya tidak ada yang
pernah menjelaskan apakah maksud dari unsur ‘1/3’. Ada juga
lambang kedua yang sangat mirip dengan gedim, yang terdiri
dari pecahan ‘2/3’ yang ditempatkan di dekat išxtar. Lambang
terakhir ini dilafalkan udug dalam bahasa Sumeria, diserap ke
dalam bahasa Akkadia menjadi utukku, dan inilah nama dari
sejenis iblis jahat pembuat onar. Dua lambang yang sama untuk
dua entitas yang ‘samar-samar’, hantu dan iblis.
Saya sadari bahwa lambang išxtar—terlepas dari tafsir kuno
di atas, juga dapat dipahami sebagai sebuah tulisan ‘indah’ dari
kata benda bahasa Akkadia ištar, ‘dewi’ (yakni, dewa perempuan,
bukan dewi Ishtar yang terkenal itu). Oleh karena itu, lambang
tersebut secara keseluruhan dapat berarti bahwa sesosok hantu
adalah entah sepertiga dari sesosok dewi, atau dalam dirinya
sendiri terdapat sepertiga bagian dari sesosok dewi. Demikian
pula, sesosok iblis utukku adalah entah merupakan dua pertiga
dari sesosok dewi ataukah di dalam dirinya sendiri mewakili
dua pertiga dari sesosok dewi.
Pemahaman sederhana akan muncul jika kita menyimpulkan
bahwa hantu atau roh mewakili sepertiga bagian dalam susunan
manusia yang hidup, dan bahwa hal ini entah bagaimana setara
dengan dewa perempuan. Oleh karena itu, dua per tiga bagian
http://facebook.com/indonesiapustaka dalam tumpuan hidup dan mati, proporsi dewinya adalah dua
yang lain adalah daging dan darah.
Adapun sesosok iblis utukku, yang tidak terombang-ambing
pertiga. Sepertiga sisanya, apa pun itu, oleh karena itu tidak
dapat dianalogikan dengan daging dan darah, tetapi sesuatu
yang asing dan bertahan lama.
364

