Page 376 - Bahtera_Sebelum_Nabi_Nuh_Kisah_Menakjubkan_tentang_Misteri_Bencana
P. 376
HANTU, ROH, DAN REINKARNASI
Oleh karena itu, hanya dari lambang kuneiform itu sendiri,
kita dapat menyimpulkan usulan persamaan sebagai berikut:
manusia = daging dan darah + sifat dewa
Tablet 1 dari Epos Atrahasis Babilonia kuno menggambarkan
penciptaan manusia oleh dewi Nintu dari tubuh sesosok dewa
yang dijagal. Berikut adalah terjemahan dari dua bagian tersebut:
Maka seorang dewa dijagal
Agar semua dewa dapat dibersihkan dengan pencelupan.
Maka Nintu mencampurkan tanah liat dengan daging dan
darahnya,
Maka dewa dan manusia bercampur sepenuhnya dalam
tanah liat,
Agar kita bisa mendengar detak jantung untuk selama-
lamanya
Maka jadilah roh (etemmu) yang berasal dari daging dewa.
Maka ia menyatakan kehidupan (manusia) sebagai tandanya,
Agar ini tidak dilupakan maka jadilah roh (etemmu).
Atrahasis I:208–217
Mereka menjagal We-ilu, yang punya akal budi (tēmu),
dalam kumpulan mereka.
Nintu mencampurkan tanah liat dengan daging dan darah-
nya;
Untuk seterusnya [mereka mendengar detak jantung],
Dari daging dewa itu [ada] roh (etemmu).
Ia menyatakan kehidupan (manusia) sebagai tandanya,
Dan agar ini tidak dilupakan maka [ada]
roh (etemmu).
http://facebook.com/indonesiapustaka Manusia menurut catatan ini tersusun dari tiga unsur kedewaan
Atrahasis I: 223–230
yang berasal dari dewa yang dikorbankan We-ilu: daging, darah,
dan akal budi (tēmu). Tanah liat, dicampur dengan daging dan
darah dan dihidupkan oleh tēmu, menghasilkan roh manusia
365

