Page 13 - Tabloid Sinar Tani Edisi 4024
P. 13
A GRI te KN ol og I Edisi 31 Januari - 6 Februari 2024 | No. 4024 Tahun LIV 13
Perlu tahapan
Ungkit Kesuburan
Lahan Suboptimal
Di tengah tantangan global dalam
pemenuhan kebutuhan pangan yang
semakin meningkat, inovasi dan teknologi
menjadi kunci utama untuk meningkatkan
produktivitas lahan kurang produktif. Seperi
lahan di kawasan pangan (food estate) yang
kini pemerintah tengah garap.
ertanian tetap menjadi memang cenderung kurang subur sebagai tanah kurang subur. ameliorasi dengan penambahan
tulang punggung Indo- sejak awal karena termasuk dalam Ketika terjadi perubahan menjadi tanah mineral dan bahan organik.
nesia, mengingat 70 kategori suboptimal. lahan pertanian, vegetasi di atas Tanah yang ideal menurut Destika,
persen penduduknya “Dengan praktik budi daya yang Spodosol mungkin terlihat subur saat seharusnya memiliki proporsi pasir,
masih bergantung pada cermat, kesabaran, dan pemeliharaan hutan menghijau. Namun, menurut debu, dan liat yang seimbang.
Pberas sebagai konsumsi tingkat kesuburan yang baik, lahan Ladiyani, tanah Spodosol yang Selanjutnya, pemupukan dengan
harian. Karena itu, menjaga tersebut dapat mencapai tingkat berubah menjadi hutan sebenarnya sumber N, hara NPK majemuk, hara
kesuburan lahan pertanian bukan produktivitas sedang hingga tinggi hanya menunjukkan kesuburan makro sekunder, dan hara mikro
sekadar kebutuhan, melainkan setelah melalui kurun waktu belasan semu. “Secara umum, Spodosol diperlukan untuk menyediakan
suatu aset berharga dalam konteks tahun dengan campur tangan alami memiliki lapisan humus tipis nutrisi.
ekonomi. manusia,” katanya. di atas lapisan albic berwarna putih, “Lahan dengan jenis tersebut
Kesuburan tanah tidak hanya yang terdiri dari pasir kuarsa yang cocok untuk menanam jagung
bergantung pada karakteristik Bukan Gagal Mutlak tebal,” ungkapnya. karena memiliki masa tanam
asal tanah, melainkan melibatkan Menurutnya, proses peningkatan Setelah lahan dibuka untuk yang pendek, yaitu sekitar 110-
proses panjang pengelolaan yang kesuburan dapat dipercepat melalui pertanian, lapisan humus cepat 115 hari, seiring dengan perbaikan
diturunkan dari satu generasi ke penerapan inovasi dan teknologi, hilang dan hanya meninggalkan lahan. Namun untuk memastikan
generasi berikutnya. Salah satu mengurangi waktu yang diperlukan lapisan pasir kuarsa yang miskin hara. pertumbuhan subur, pola tata air di
ilustrasi terbaik dapat ditemukan dari belasan tahun menjadi hanya Meskipun memiliki porositas tinggi, lahan pertanian harus diperhatikan,”
dalam pembukaan kawasan 2-3 tahun. Dalam konteksi ini, pasir di lahan suboptimal cenderung tuturnya.
transmigrasi. Awalnya, lahan tersebut menurut Ladiyani, hasil yang kurang berada di atas lapisan batuan Destika mengatakan, per-
memiliki produktivitas rendah, memuaskan pada musim tanam pasir yang keras dan menempati tumbuhan subur jagung di lahan
tetapi melalui serangkaian proses pertama di lahan suboptimal tidak cekungan. Akibatnya, saat hujan, air suboptimal akan menjadi indikator
yang berkesinambungan, berubah boleh dianggap sebagai kegagalan cenderung tergenang di beberapa kesuburan lahan dan keberhasilan
menjadi lahan yang subur. mutlak. lokasi. pengelolaan tanah. Lahan akan terus
Transformasi ini tidak hanya Sebaliknya, hal itu merupakan membaik jika inovasi dan teknologi
memberikan manfaat ekonomi bagian dari suatu proses yang mem- Tahapan inovasi terus diterapkan dari musim ke
bagi warga transmigrasi, tetapi juga berikan informasi tentang pembatas Pendapat serupa juga diungkap- musim.
menciptakan potensi pertumbuhan dan kendala pertumbuhan. Pada kan oleh peneliti dari Badan Riset “Tentu saja, kesuburan lahan yang
ekonomi baru. Fenomena serupa akhirnya nanti dapat meningkatkan dan Inovasi Nasional (BRIN), Destika meningkat harus dijaga melalui
terjadi ketika melihat pembentukan produktivitas. “Meskipun ada Cahyana. Menurutnya, tanah dengan konservasi tanah dan air agar
sawah-sawah irigasi teknis di seluruh intervensi inovasi dan teknologi pada kandungan Spodosol pada lereng di investasi yang telah dilakukan tidak
Indonesia selama beberapa dekade lahan suboptimal, hasilnya pasti akan kemiringan 15 derajat sangat peka hilang sia-sia akibat erosi. Lahan yang
terakhir, yang mengubah lahan berbeda dengan lahan pertanian terhadap erosi. semakin subur juga tidak seharusnya
kering menjadi area bernilai ekonomi yang sudah subur dan stabil dalam “Jika turun hujan, infiltrasi tanah beralih menjadi lahan nonpertanian,”
tinggi. satu musim tanam,” ungkap sangat lambat, hanya 1 sentimeter tuturnya.
Namun, perlu dicatat bahwa pola Perlu beberapa musim tanam per jam. Akibatnya, dua hari setelah Ladiyani dan Destika sepakat
kesuburan lahan pertanian tidak sebelum lahan menjadi stabil, seperti hujan, saluran air masih tetap penuh bahwa dengan intervensi inovasi dan
seragam di setiap daerah, melainkan yang terjadi di kawasan Gunung Mas, dan belum menyerap seluruhya ke teknologi, lahan-lahan yang kurang
bersifat spesifik sesuai dengan Kalimantan Tengah, yang memiliki dalam tanah,” jelasnya. produktif dapat diubah menjadi lebih
kondisi lokal. Menurut Kepala Balai status suboptimal. Tanah di lokasi Beberapa langkah inovatif telah produktif di seluruh Indonesia. Tentu
Pengujian Standar Instrumen (BPSI) food estate tersebut termasuk dalam diambil untuk menjaga produktivitas saja, hal ini harus diiringi dengan
Tanah dan Pupuk Kementerian kategori spodosol, didominasi pasir lahan tetap pada tingkat sedang upaya, biaya, dan konsistensi dalam
Pertanian, Ladiyani Retno Widowati, kuarsa dengan kadar yang sangat hingga tinggi. Untuk hal Ini harus penerapan serta keberlanjutannya.
mayoritas lahan yang baru dibuka rendah, sehingga sering dianggap melibatkan penataan lahan dan Gsh/Yul