Page 158 - My FlipBook
P. 158
Bagian Ketiga
nilai-nilai moralitas kemanusiaan, nilai-nilai keagamaan. Apalagi para
pengembang ilmu dan teknologi kebanyakan adalah mereka yang non-
muslim.
Ilmu dan teknologi, menurut pandangan Islam, mestinya dikembangkan
dan diperuntukkan bagi pemenuhan fungsi-fungsi kodrati manusia di atas.
Bagaimana dengan ilmu dan teknologinya, manusia mampu
mengktualisasikan dirinya menjadi makhluk yang termulia, menjadi wakil
Allah dalam mengelola dunia, yaitu membudayakan manusia sesuai dengan
ketinggian martabatnya di hadapan Allah. Ilmu dan teknologi mestinya
dimanfaatkan manusia untuk menunaikan tugas kerisalahannya dan
meningkatkan pengabdiannya terhadap sesama manusia sebagai refleksi
pengabdiannya kepada al-Khalik.
Bagaimana manusia dapat menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologinya sebagai alat untuk memenuhi fungsi-fungsi kodrati tersebut
memang membutuhkan pamandu (budan), yang tidak lain adalah dienul-
Islam itu sendiri. Keterpaduan antara keberilmuan dan keimanan tersebut
akan meningkatkan martabat manusia, baik secara ndividual (QS. al-
Mujadilah: 11) maupun secara kolektif.
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”. Maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman dan orang yang berilmu diantara kamu
beberapa derajat…..”. (al-Mujadilah 11)
Islam maju ketika akal manusia (ilmu dan teknologi) dibimbing agama,
dan sebaliknya Islam mundur manakala umatnya memisahkan antara akal dari
agamanya. Fenomena terakhir inilah yang merupakan permasalahan
146