Page 406 - My FlipBook
P. 406
Bagian Kempat
oleh Pendeta Edward Sell (m. 1932), salah seorang tokoh misionaris
terkemuka di Madras, India. Ia juga menjadikan karya Nöldeke itu sebagai
model untuk kajian kritis al-Qur’an. Ia sendiri pada tahun 1909 menulis
304
Historical Development of the Qur’an.
Kaitan antara kritik terhadap al-Qur’an dengan pengalaman mereka
terhadap Bibel dapat dicermati dari pernyataan Pendeta Alphonse Mingana
(m. 1937) sbb:
Sudah tiba masanya untuk melakukan kritik teks terhadap al-Qur’an
sebagaimana telah kita lakukan terhadap Bibel Yahudi yang berbahasa Ibrani-
305
Aramaik dan kitab suci Kristen yang berbahasa Yunani.”
Di Eropah komunitas Kristen (Christian community), telah berpengalaman
dalam menghimpun Perjanjian Baru (New Testament) dengan memilih 4 dari
sekian banyak Gospel, menghimpun sebuah korpus yang terdiri dari 21 Surat
(Epistles), Perbuatan-Perbuatan (Acts) dan Apocalypse. Mereka kemudian
menyamakan dengan mushaf-mushaf dalam sejarah al-Qur’an dengan korpus-
korpus. Mushaf ‘Abdullah ibn Mas‘ud di Kufah dianggap sebagai al-Qur’an
edisi mereka (their Recension of the Qur’an). MuÎÍaf AbË MËsÉ, dianggap
korpus penduduk Basra dan MuÎÍaf MiqdÉd ibn al-Aswad sebagai korpus
penduduk Damaskus, sedangkan MuÎÍaf Ubay sebagai korpus penduduk
Syiria. 306 Menurut Arthur Jeffery sikap umat Islam terhadap mushaf pada
waktu itu paralel sekali dengan sikap pusat-pusat utama gereja terdahulu yang
menetapkan sendiri beragam variasi teks untuk Perjanjian Baru. Hanya saja ia
menyayangkan sikap para sarjana Muslim yang belum melakukan kritik teks
kepada al-Qur’an, sebagaimana yang telah dilakukan kepada Bibel. Hal ini
tampak menurut Jeffery, karena belum ada satupun dari para mufasir Muslim
: Kajian Kritis, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005, 49-50; 54-57, selanjutnya diringkas Metodologi
Bibel.
304 Lihat Canon Sell, Studies in Islam (Delhi: B. R. Publishing Corporation, 1985; pertama kali
terbit tahun 1928) hal. 253-56.
305 Mingana menyatakan: “The time has surely come to subject the text of the Kur’Én to the same
criticism as that to which we subject the Hebrew and Aramaic of the Jewish Bible, and the Greek
of the Christian Scriptures.” Lihat Alphonse Mingana, “Syiriac Influence on the Style of the
Kur’Én,” Bulletin of the John Rylands Library 11: 1927.
306 Arthur Jeffery, The Qur’Én as Scripture (New York: Russell F. Moore Company, 1952), hal.
94-95.
394