Page 407 - My FlipBook
P. 407

Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer


               yang menafsirkan al-Qur’an secara kritis. Ia mengharapkan agar tafsir kritis
               terhadap teks al-Qur’an bisa diwujudkan. Caranya dengan mengaplikasikan
               metode kritis ilmiah (biblical criticism). Ia dengan terus terang meyatakan:

                   Apa yang kita butuhkan, adalah tafsir kritis yang mencontoh karya yang
               telah  dilakukan  oleh  orientalis  modern  sekaligus  menggunakan  metode-
                                                                     307
               metode penelitian kritis modern untuk tafsir al-Qur’an.”
                   Akibat penerapkan biblical criticism dalam studi al-Qur’Én, para orientalis
               melontarkan  berbagai  pendapat  yang  kontroversial  mengenai  al-Qur’Én
               seperti:  al-Qur’Én telah mengalami berbagai penyimpangan; standartisasi al-
               Qur’Én disebabkan rekayasa politik dan manipulasi kekuasaan; Utsman ibn
               Affan salah karena telah mengkodifikasi al-Qur’Én; al-Qur’Én ditulis bukan
               dengan  bahasa  Arab  tetapi  bahasa  Aramaik;  al-Qur’Én  adalah  karangan
               Muhammad; terdapat sejumlah kesalahan dalam penulisan al-Qur’Én; tidak
               ada di dalam al-Qur’Én yang orisinal dan berasal dari langit karena wujudnya
               pengaruh  Yahudi-Kristen  yang  sangat  dominant  dalam  al-Qur’Én,
               menyamaratakan qira’Éh mutawÉtirah dengan qira’Éh shÉdhdhah, merubah
               kata dan kalimat dalam al-Qur’Én dan lain sebagainya. Dari hasil kajian kritis
                                                                                       308
               tersebut kesimpulannya adalah perlunya diwujudkan al-Qur’Én edisi kritis.
                   Upaya ini kemudian di adopsi oleh seorang dosen UIN Makassar yang
               menulis sebuah makalah berjudul Edisi Kritis al-Qur’an,  yang didalamnya
               menyatakan  bahwa  al-Qur’an  Mushaf  Usmani  meninggalkan  sejumlah
               masalah tulisan dan bacaan yang mendasar. Selain itu ia juga menulis buku
               berjudul  Rekonstruksi  Sejarah  al-Qur’an  yang  didalamnya  ia  meragukan
               kesempurnaan Mushaf Usmani dan menurutnya tidak layak disucikan.    309

                   Dari kesimpulan bahwa al-Qur’an itu adalah hasil dari rekayasa politik dan
               manipulasi kekuasaan Usman Ibn Affan, pendukung liberal meniru dengan
               menyatakan






           307  Lihat Arthur Jeffery, Progress in the Study of the Qur’Én Text, The Moslem World 25 (1935),
           hal. 4.
           308  Adnin Armas, “Metodologi Bibel”.

           309  Taufiq Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, (FKBA, Yogyakarta, 2001)




                                                                                       395
   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411   412