Page 412 - My FlipBook
P. 412
Bagian Kempat
dengan memasukkan semua agama sebagai ahlul kitab. Ini dimaksudkan untuk
suatu kesimpulan bahwa semua agama adalah sama benarnya. Karena semua
agama sama maka muncullah hukum baru yang membolehkan wanita Muslim
kawin dengan laki-laki Kristen. Masalah perkawinan beda agama ini
tercantum dalam “Universal Declaration of Human Right” pasal 16 ayat 1.
Pasal itu berbunyi: “Pria-dan wanita dewasa, tanpa dibatasi oleh ras,
kebangsaan, atau agama, memiliki hak untuk kawin dan membangun suatu
keluarga. Mereka memiliki hak-hak sama perihal perkawinan, selama dalam
perkawinan dan sesudah dibatalkannya perkawinan.”
Sebenarnya pasal ini telah ditolak oleh ummat Islm melalui
Memorandum Organisasi Konferensi Islam (OKI). Dalam Memorandum
tersebut ditekankan perlunya “kesamaan agama” dalam perkawinan bagi
muslimah . Ditegaskan pula: “Perkawinan tidak sah kecuali atas persetujuan
kedua belah pihak, dengan tetap memegang teguh keimanannya kepada Allah
bagi setiap muslim, dan kesamaan agama bagi setiap muslimat.” Jika dilacak
lebih jauh maka penerimaan paham pluralisme agama berarti penerimaan
agama lain sebagai sama benarnya dengan Islam. Malangnya, gagasan ini
mendapat sambutan yang positif dari sekolompok cendekiawan Muslim yang
didukung oleh universtias Paramadina. Buku yang berjudul Fiqih Lintas
Agama yang diterbitkan oleh Yayasan Paramadina adalah hasil dari
pemikiran pluralisme agama yang disebarkan Barat. Islam mengakui adanya
pluralitas agama (keberagaman agama) tapi menolak ide pluralisme agama
(kesatuan agama-agama). 314
e. Mendekonstruksi Syariah
Salah satu cara agar Islam dapat difahami sesuai dengan pemikiran Barat,
khususnya doktrin humanisme adalah dengan mendekonstruksi syariah. Dan
ini dilakukan dengan merubah cara menafsirkan teks keagamaan. Seperti yang
telah disebutkan diatas bahwa diantara saran-saran Cheryl Bernard yang
sangat taktis untuk proyek liberalisasi pemikiran keagamaan dalam Islam
adalah a) menghancurkan monopoli fundamentalis dan tradisionalis dalam
314 Untuk lebih jelas tentang kerancuan paham Pluralisme agama ini baca majalah ISLAMIA, edisi
3, September-November, 2004.
400