Page 486 - My FlipBook
P. 486
Bagian Kempat
يلع ،هنم د حلأ ل ِف لَ نأو لايعل ،هعفنأ يلإ ،هبحأ نأو الل لايع ،هلك قلخطا نأ - ب
389 . لحاصلا لمعلاو ىوهتلبا لَإ رخلْا
Pasal ke-24 menegaskan, semua hak asasi manusia yang tertera pada
deklarasi ini terikat dengan ketentuan hukum Syariat Islam.
ةعيرشلا ماكحبِ ةديهم نلاعلا اذه قي ةررهلما تيَرلحاو قوهلحا لك : 24 ةرالما
390 . ةيم لاسلإا
Demikian pula pada pasl ke-25 pada Deklarasi Kairo dinyatakan
sebagai berikut, “Syari’at Islam adalah satu-satunya refernsi yang absah
untuk penjelasan dan klarifikasi atas artikel tertentu dari artikel-artikel
termuat dalam deklarasi ini.”
هذه راوم نم ةرام يأ حيضوت وأ يسفتل ديحولا عجرلما يه يملاسلا عيرشلا : 5 2 ةرالما
391 هيثولا
.
Indonesia sebagai bagian dari persyarikatan Bangsa-Bangsa,
berkewajiban untuk tunduk terhadap DUHAM yang telah diumumkan oleh
Majelis Umum PBB pada tanggal, 10 Desember 1948. Namun demikian,
bangsa Indonesia, sebagai bangsa beragama dengan mayoritas umat Islam,
tetap menegaskan jati dirinya. Artinya DUHAM, tidak dapat diterima
‘mentah-mentah’ sebagai sesuatu yang taken for granted. Hal ini dapat kita
cermati pada Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia. Pada “Pembukaan” piagam HAM tersebut terbaca sebagai berikut
:
“Bahwa manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang berperan
sebagai pengelola dan pemelihara alam secara seimbang dan serasi dalam
ketaatan kepada-Nya. Manusia dianugerahi hak asasi dan memiliki
tanggungjawab serta kewajiban untuk menjamin keberadaan, harkat, dan
martabat kemuliaan kemanusiaan, serta menjaga keharmonisan
kehidupan.”
389 http://www.arabhumanrights.org/dalil/45.htm
390 http://www.arabhumanrights.org/dalil/45.htm
391 http://www.arabhumanrights.org/dalil/45.htm
474