Page 487 - My FlipBook
P. 487
Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer
“Bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada
diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa meliputi hak….Bahwa didorong oleh jiwa dan semangat
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, bangsa Indonesia
mempunyai pandangan mengenai hak asasi dan kewajiban manusia, yang
bersumber dari ajaran agama, nilai moral universal, dan nilai luhur budaya
bangsa, serta berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945…Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, maka
bangsa Indonesia menyatakan Piagam Hak Asasi Manusia.” 392
b) Kebebasan Mutlak Tanpa Relasi Transenden
Kebebasan dalam kajian hak asasi manusia sudah menjadi kata kunci
yang diperbincangkan para ahli. Kebebasan adalah ruh bagi Liberalisme,
dan itu dibuat berdasarkan konvenan-konvenan atau kesepakatan-
kesepakatan yang bersumber dari kesetaraan (equality) dan rasionalitas.
Sedangkan beragama merupakan konvenan dengan Tuhan tanpa transaksi
rasionalitas, karena dalam pandangan agama: manusia dipandang sebagai
makhluk yang subordinat berhadapan dengan Tuhan. 393 Dalam kata lain,
HAM dalam paradigma Barat yang sekuler, menempatkan manusia dalam
setting yang terpisah dengan Tuhan (devided God). 394 Kekebasan dalam
perspektif ini, juga menegasikan unsur-unsur transenden.
Duham pasal 2 dan 3 berbunyi :
Everyone is entitled to all the rights and freedoms set forth in this
Declaration, without distinction of any kind, such as race, colour, sex,
language, religion, political or other opinion, national or social origin,
property, birth or other status. Furthermore, no distinction shall be made
on the basis of the political, jurisdictional or international status of the
country or territory to which a person belongs, whether it be independent,
trust, non-self-governing or under any other limitation of sovereignty.
(Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan yang dicanangkan
dalam Deklarasi, tanpa pembedaan apa pun, seperti ras, warna kulit, jenis
kelamin, bahasa, agama, opini politik atau opini lain, kewarganegaraan atau
392 CST Kansil, Sekitar Hak Asasi Manusia..., hal. 52-53
393 Sarasdewi Dhamantra, Keniscayaan Liberalisme Beragama. Lihat,
http://islamlib.com/id/artikel/keniscayaan-liberalisme-beragama/. Ekses, 22-12-2008
394 Eggi Sudjana, HAM…hal. 10
475