Page 492 - My FlipBook
P. 492
Bagian Kempat
Bebas membuat rancangan bangunan, model, eksterior dan interior,
tapi tidak bebas membuat rancangan bangunan yang persis
menyerupai bentuk rumah ibadah agama lain.
Bebas membangun di atas tanah/tempat yang sah dan patut , tetapi
tidak bebas membangun rumah ibadah disembarang tempat termasuk
tempat ibadah yang bertentangan dengan ketentuan perundang-
undangan.
d) Mengabaikan Faktor Agama Dalam Perkawinan
Pasal 16 Duham menyatakan :
(1) Men and women of full age, without any limitation due to race,
nationality or religion, have the right to marry and to found a family.
They are entitled to equal rights as to marriage, during marriage and at
its dissolution. (Laki-laki dan perempuan dewasa, tanpa pembatasan
apapun menurut ras, kewarganegaran atau agama, berhak untuk menikah
dan membentuk suatu keluarga. Mereka berhak atas hak-hak yang sama
pada saat pernikahan, selama pernikahan dan pada saat perceraian)
(2) Marriage shall be entered into only with the free and full consent of
the intending spouses. (Pernikahan hanya boleh dilakukan dengan
sukarela dan kesepakatan bulat dari kedua mempelai).
Dalam konteks perkawinan sesama jenis (pasangan homo atau lesbi)
pasal tersebut memberikan kesan abu-abu dan tak jelas. Sementara dalam
pandangan Islam sangat jelas persyaratan perbedaan jenis kelamin (laki-laki
dan perempuan) dalam membangun lembaga perkawinan. Perhatikan koreksi
Deklarasi Kairo, pasal ke-5 (a) berikut ini :
َاسنلاو لاجرللو اهنيوكت ساسأ جاوزلاو ،عمتلمجا َانب قي ساسلأا يه ةرسلأا - أ : 5 ةرالما
401 . يسنلْا وأ نوللا وأ قرعلا اهؤشنم رويق قلحا اذبَ ،هعتتَ نور لوتَ لَو جاوزلا قي قلحا
(Keluarga adalah fondasi masyarakat, dan perkawinan adalah basis
pembentukannya. Laki-laki dan wanita memiliki hak untuk menikah dan
tidak boleh ada pembatasan dalam soal ras, warna kulit, dan kebangsaan
yang menghalangi mereka untuk menikmati hak tersebut)
401 http://www.arabhumanrights.org/dalil/45.htm
480