Page 514 - My FlipBook
P. 514
Bagian Kempat
Dalam Bibel, wanita pun sebenarnya diharuskan menutup kepalanya dengan
tudung. Korintus, 11:5-6, menyebutkan:
• ”(5) Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala
yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan
yang dicukur rambutnya. (6). Sebab jika perempuan tidak mau menudungi
kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi
perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka
haruslah ia menudungi kepalanya.
Apa yang dimaksud sebagai “tudung kepala bagi wanita”? Daniel B. Wallace, dari
Dallas Theological Seminary memberikan paparan tentang berbagai penafsiran tentang
hal itu. (Lihat www.bible.org). Diantaranya, ada penafsir yang menyatakan, teks itu tidak
ada lagi hubungannya dengan kondisi modern sekarang. (The text has no applicability
to us today. Paul is speaking about a ‘tradition’ that he has handed on. Hence, since this
is not the tradition of the modern church, we hardly need to consider this text). Ada lagi
yang menyatakan, bahwa yang dimaksud tudung kepala adalah rambut itu sendiri. (The
head covering is the hair. Hence, the applicability today is that women should wear
(relatively) long hair). Ada lagi yang memandang bahwa ayat itu hanya wajib diterapkan
dalam upacara di Geraja. Dan sebagainya.
Ketidakpastian hukum ini bisa juga dilihat dalam kasus homoseksual. Meskipun
selama ribuan tahun para tokoh Gereja berpegang teguh pada keharaman homoseksual
dan lesbianisme, tetapi terpaan nilai-nilai modernitas mulai menggoyahkan tembok
Kekristenan. Kaum Kristen selama ribuan tahun pada umumnya tetap berpegang pada
ketentuan hukum pada Kitab Kejadian 19:4-29, Imamat 18 dan 21, dan sebagainya yang
mengecam keras praktik homoseksual. Tetapi, mulai abad ke-20, bermunculan para
teolog yang menerapkan metode baru dalam penafsiran Bibel, yang memungkinkan
pengesahan perkawinan sejenis. Maka, kini, banyak sekali Gereja Kristen yang secara
resmi menerima perkawinan sejenis dalam Geraja mereka. Bahkan, mereka juga
mengizinkan kaum homo dan lesbi menduduki jabatan-jabatan penting dalam gereja,
seperti yang terjadi pada Gereja Anglikan, United Church of Canada, the Methodist
Church of Great Britain, dan sebagainya.
Apakah umat Islam mau mengikuti jejak kaum Yahudi dan Kristen dalam
merusak agamanya semacam itu?
Bibel memiliki karakter yang berbeda dengan al-Quran, sebab al-Quran sangat
ketat dalam memegang otentisitas dan finalitas tekstualnya. Mereka yang menafsirkan
502