Page 525 - My FlipBook
P. 525

Tantangan Pemikiran dan Ideologi Klasik & Kontemporer


           LGBT  leluasa  mengkampanyekan  kesetaraan  hak-hak  kaum  LGBT  di  dataran
           global di bawah jargo HAM (Saleh, 2018: 11).

                 Setelah  ILGA  (The  International  Lesbian,  Gay,  Bisexual,  Trans,  and
           Intergender Association) berhasil masuk sebagai anggota penasehat dari kalangan
           lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa
           (PBB), maka Resolusi Dewan HAM PBB pada tanggal 26 Juni 2016 menekankan
           dukungan  dan  perlindungan  terhadap  keseluruhan  hak-hak  sipil,  seperti  dalam
           bidang  sosial,  politik,  ekonomi  dan  kebudayaan,  termasuk  di  dalamnya
           dihilangkannya diskriminasi terhadap orientasi seksual dan identitas gender. Jila
           dilanggar,  maka  pelanggaran  tersebut  dianggap  sebagai  pelanggaran  terhadap
           HAM.  Setiap  negara  (selaku  anggota  PBB)  diajak  kerjasama  untuk
           mengimplementasikan  resolusi  tersebut.  Resolusi  tersebut  hanya  ditolak  oleh
           beberapa  anggota  Komisi  HAM  PBB,  terutama  dari  negara-negara  anggota
           Organisasi Konferensi Islam (OKI), seperti Arab Saudi, Aljazair, Maroko, Qatar,
           Bangladesh, Indonesia dan sebagainya yang kalau dijumlah ada 18 negara.akibat
           disahkannya resolusi tersebut oleh mayoritas anggota PBB, maka sampai-sampau
           PBB mengutus utusan khusus ke negara-negara yang dipandang masih melakukan
           tindakan diskriminasi terhadap hak-hak kaum LGBT tersebut. Indonesia pernah
           mendapat  kunjungan  tamu  yang  demikian  itu,  yaitu  Pangeran  Zeid  Ra’ad  al-
           Hussein,  yang  kebetulan  dia  menjabat  sebagai  Ketua  Komisi  Ham  PBB.
           Kunjungan tersebut dilakukan dengan alasan ingin mengusulkan revisi terhadap
           Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) yang diberlakukan di Indonesia
           masih dinilai berbai diskriminasi terhadap LBGT dan juga dengan alasan masih
           tingginya kaum LGBT. Sementara itu, oleh utusan tersebut dikatakan bahwa yang
           dimaksud masih berbau diskriminasi dalam KUHP tersebut adalah memidanakan
           pelaku seks di luar nikah dan pelaku LGBT. Tegasnya, nampaknya masyarakat
           global kini telah menjadi pendukung  LGBT. Sementara itu kaum agama yang
           berpijak  pada  keluhuran  ajaran  agama  masing-masing  seolah-olah  mendapat
           musuh yang tidak seimbang (Saleh, 2018: 12).

           Pertarungan “Agama” Versus Konsep “HAM”

                 Seperti telah diketahui bersama, hidupnya agama adalah karena kewibawaan
           “sumber ajaran” dan “tokoh agama” yang dihormati dan diikuti. Dalam agama
           Islam, yang menjadi sumber pokok adalah kitab wahyu, yaitu Al-Qur’an, dan kitab
           ini dilengkapi dan sekaligus dijelaskan oleh Nabi Muhammad s.a.w yang disebut





                                                                                       513
   520   521   522   523   524   525   526   527   528   529   530