Page 128 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 128

berkaitan  dengan  demokratisasi  yang  berhasil  (Gazibo  2006).  Lembaga
           penyelenggara pemilu yang bersifat tetap dan mandiri tidak hanya memainkan
           peranan penting dalam mengamankan pemilu yang bebas dan adil, namun
           juga  meningkatkan  prospek  konsolidasi  demokrasi.  Karena  alasan  inilah
           International IDEA telah menyarankan bahwa model manajemen kepemiluan
           yang mandiri adalah yang paling mungkin memastikan kemandirian lembaga
           penyelenggara pemilu dalam putusan dan tindakan (International IDEA 2006).


           Selain tiga model International IDEA di atas, Lopez-Pintor mengajukan lima
           model  penyelenggara  pemilu  dengan  beberapa  diantaranya  memiliki
           kesamaan dengan tiga model International IDEA sebelumnya. Pertama, model
           Peradilan (Tribunal) yaitu suatu komisi pemilu yang diisi kalangan eksekutif
           independen  atau  tribunal  yang  memiliki  tanggung  jawab  penuh  untuk
           mengarahkan, mengawasi dan mengelola manajemen pemilu. Komisi pemilu
           tribunal  ini  bertugas  menyelenggarakan  pemilu  dan  melekat  di  dalamnya
           kewenangan peradilan (Judicial). Secara konstitusional komisi pemilu tribunal
           ini dianggap sebagai ‘cabang ke empat’ kekuasan pemerintahan di samping
           eksekutif,  legislatif  dan  yudikatif.  Negara-negara  yang  menerapkan  atau
           pernah  menggunakan  model  komisi  pemilu  tribunal  adalah  Cista  Rika,
           Nikaragua, Venezuela, Argentina, Uruguay (1974-1980) dan Chili (1973-1988).
           Kedua,  model  Pemerintahan  dengan  Supervisi  (Government  under  a
           supervisory).  Model  ini  memiliki  kesamaan  dengan  model  Campuran  yang
           disebut International IDEA. Model ini umumnya digunakan di negara-negara
           Eropa  Barat  seperti  di  Austria,  Jerman,  Perancis,  Italia,  Norwegia,  Belanda,
           Spanyol,  Jepang,  Dominika,  Israel,  Maroko  dan  Turki.  Ketiga,  model
           Pemerintahan  (Government).  Model  ini  sama  dengan  model  Pemerintahan
           yang  disebut  International  IDEA.  Model  ini  diterapkan  di  Libanon,  Tunisia,
           Belgia, Denmark, Finlandia, Luxemburg, Siprus dan Yordania. Pemilu Indonesia
           era awal Orde Baru masuk dalam model ini dimana pemerintah dan jajaran
           birokrasi  memegang  kendali  utama  sebagai  penyelenggara  pemilu  yang
           disebut Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) dan Lembaga Pemilihan Umum (LPU)
           dari tingkat pusat dan daerah. Keempat, model Mandiri (Independent) sama
           seperti model independen yang disebut International IDEA, model ini banyak
           dianut negara-negara demokrasi baru, termasuk Indonesia, Kanada, Bolivia,
           Brasil,  Kosta  Rika,  Guatemala,  Honduras,  Ekuador,  Nicaragua,  Panama  dan
           Meksiko.  Kelima,  model  Desentralisasi.  Dalam  model  ini,  penyelenggaraan
           pemilu dilimpahkan kepada penyelenggara pemilu nasional yang menjalankan
           pemilu secara nasional dan penyelenggara pemilu lokal atau negara bagian


    112     BAB 4 – KELEMBAGAAN PENYELENGARA PEMILU
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133