Page 129 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 129

seperti  di  Australia  dengan  kewenangan  independen  di  tingkat  lokal  untuk
                 menyelenggarakan pemilu sekaligus menjalankan fungsi peradilan bagi kasus-
                 kasus  pelanggaran  pemilu.  Model  ini  juga  diterapkan  di  Inggris,  Amerika
                 Serikat, Irlandia, Swedia dan Swiss (Lopez-Pintor 2000).


                 Faktanya LPP tidaklah berbentuk tunggal. Ada banyak variasi desain organisasi
                 LPP di seluruh dunia. Untuk memetakan perbedaan dari variasi LPP tersebut
                 biasanya  dapat  dilihat  dari  7  dimensi.  Pertama,  Sentralisasi  yakni  apakah
                 manajemen  pemilu  dilaksanakan  oleh  satu  penyelenggara  pemilu  tingkat
                 nasional yang bersifat tunggal atau apakah manajemen pemilu dilaksanakan
                 oleh  banyak  lembaga  penyelenggara  di  wilayah  administratif  nasional
                 (misalnya LPP di tingkat federal dan negara bagian; atau LPP tingkat nasional
                 dan kota). Kedua, Independensi yakni apakah lembaga penyelenggara pemilu
                 benar-benar independen atau mandiri dari pemerintah dan hal itu diatur jelas
                 dan kuat dalam kerangka hukum pemilu yang berlaku. Dimensi Independensi
                 tersebut  mencakup kelembagaan, fungsi dan personil.


                 Ketiga, Kapasitas yakni sejauh mana LPP stabil dan berkelanjutan, memiliki
                 sumber  daya  yang  cukup  dan  memiliki  kapasitas  untuk  menyelenggarakan
                 pemilihan. Ini merujuk tidak hanya pada apakah LPP bersifat permanen atau
                 sementara, tetapi juga terkait ketersediaan sumber daya yang cukup untuk
                 LPP.  Keempat,  Lingkup  Pembagian  Tugas,  yakni  sejauhmana  LPP  mampu
                 memastikan ruang lingkup tugasnya dengan jelas sehingga dia tidak melakukan
                 semua hal melampaui batas kemampuannya. Misalnya LPP memiliki tugas dan
                 tanggung jawab dalam hal pengorganisasian pemungutan suara namun juga
                 diberi tugas untuk menyelesaikan adjudikasi pemilu. Bagaimanapun Pemilu
                 memiliki banyak aspek yang juga dikerjakan oleh pihak lain. LPP harus mampu
                 fokus menjalankan fungsi yang menjadi mandatnya dan membangun relasi dan
                 komunikasi dengan pihak lain yang fungsinya juga terkait dengan kepemiluan.


                 Kelima, Hubungan dengan Aktor Eksternal yakni bagaimana LPP membangun
                 hubungan dengan aktor yang tidak secara langsung bertanggung jawab untuk
                 manajemen  pemilihan,  tetapi  yang  memiliki  kepentingan  dalam  proses
                 pemilihan.  Mereka  adalah  peserta  pemilu,  stakeholder  nasional  dan
                 internasional  yang  berkomitmen  untuk  meningkatkan  manajemen  pemilu.
                 Kwalitas hubungan dengan aktor eksternal dapat mempengaruhi kinerja LPP
                 dalam beberapa cara. Interaksi dengan pemangku kepentingan domestik dan
                 organisasi  internasional  dapat  memberikan  umpan  balik  pada  kinerja  LPP,

                                               BAB 4 – KELEMBAGAAN PENYELENGARA PEMILU     113
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134