Page 221 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 221

Terakhir, dalam pencalonan lembaga eksekutif, pilpres dan pilkada, salah
                 satu  isu  utama  yang  biasanya  muncul  adalah  terkait  dengan  verifikasi
                 dukungan koalisi Parpol terhadap Calon. Dalam Pilkada, manakala ada satu
                 Parpol  mengalami  dualisme  kepengurusan  baik  itu  di  pusat  ataupun  di
                 daerah,  akan  tentu  merepotkan  bagi  para  penyelenggara  pemilu  dalam
                 mengambil  keputusan  untuk  mengklarifikasi  dan  kemudian  menetapkan
                 calon  tersebut  apabila  semua  persyaratan  telah  memenuhi.  Sementara,
                 untuk  Pilpres,  tidak  demikian.  Hanya  saja  dalam  pencalonan  di  kedua
                 pemilihan lembaga eksekutif ini, ada sebuah kecenderungan yang berulang
                 bahwa  para  calon  dapat  dipastikan  pencalonan  resmi  dari  koalisi  partai
                 pendukungnya  pada  saat detik-detik  terakhir pendaftaran  yang  dipenuhi
                 dengan  suasana  drama  politik.  Sehingga,  meskipun  proses  pendaftaran
                 dibuka  selama  waktu  tertentu,  namun  pada  kenyataannya  penentuan
                 pencalonan ada di hari terakhir waktu pendaftaran.

                 Oleh  karena  itu,  dalam  kegiatan  pencalonan,  ada  beberapa  aspek  yang
                 diperhatikan.  Pertama,  proses  pendaftaran  untuk  mencalonkan  peserta
                 pemilu, salah satunya adalah peran petugas penghubung dari Parpol atau
                 leassion  officer  (LO)  dalam  menyampaikan  informasi  terkait  syarat
                 pencalonan dan syarat calon kepada Parpol dan bakal calon Anggota DPR
                 belum  maksimal.  Akibatnya  para  calon  masih  mendatangi  helpdesk  KPU
                 untuk  menanyakan  informasi  terkait  pemenuhan  persyaratan  calon
                 tersebut.  Padahal,  sejak  awal  sudah  diatur  mekanisme  penyampaian
                 informasi dari KPU ke LO dan selanjutnya dari LO ke Parpol. Para calon tidak
                 diperbolehkan  berkomunikasi  langsung dengan  helpdesk  demi  efektifitas
                 dan  efesiensi  kerja.  Selain  itu adalah  kendala  pada  rekruitmen politik  di
                 Partai  Politik.  Hal  ini  menunjukkan  Parpol  memiliki  kendala  dalam
                 melakukan  rekrutmen  Calon  untuk  dinominasikan  menjadi  calon.
                 Penjaringan  calon  seharusnya  sudah  dilakukan  jauh-jauh  hari  sebelum
                 tahap pencalonan dibuka sehingga proses pendaftaran caleg oleh partai ke
                 KPU dapat dilakukan lebih awal.

                 Kedua, verifikasi proses pendaftaran yang meliputi persoalan administrasi
                 yang diminta oleh UU ataupun verifikasi faktual dalam rangka mengecek
                 kehadiran dan bukti yang memang sama dengan apa yang disampaikan oleh
                 para peserta pemilu. Selain itu, Parpol kurang cermat dalam penyusunan
                 komposisi  caleg  yang  harus  memperhatikan  komposisi  30  persen
                 perempuan dalam setiap dapil dan setiap tiga caleg harus terdapat satu
                 orang perempuan.

                                                                 BAB 5 – TAHAPAN PEMILU    205
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226