Page 31 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 31

secara langsung kepentingan politik dari para pembuat undang-undang itu
                 sendiri  yang  sudah  disinggung  di  atas.  Lebih  spesifik,  undang-undang
                 tentang  Pemilu  mengatur  hal  pokok  dari  para  pembuat  undang-undang
                 Pemilu  terkait  dengan  sejauhmana  undang-undang  yang  akan  dihasilkan
                 akan  dapat  menjamin  keterpilihan  kembali  dari  para  pembuat  undang-
                 undang itu. Tidak mengherankan jika pengaturan undang-undang Pemilu
                 sedapat  mungkin  akan  menguntungkan  para  pembuat  undang-undang
                 tersebut,  yaitu Parpol  secara  umum  dan  bakal calon  akan  mendapatkan
                 kursi kembali di Pemilu berikutnya. Hal ini tentu saja membuat tidak mudah
                 bagi  para  penyelenggara  Pemilu  dalam  mengatur  lebih  detail  regulasi
                 Pemilu, utamanya adalah KPU.


                 Salah satu masalah yang juga serius dihadapi oleh KPU adalah pengaturan
                 DPR yang sangat detail terkait dengan daerah pemilihan (dapil). Di dalam
                 UU  No.  10  Tahun  2008  sebagai  dasar  regulasi  untuk  penyelenggaraan
                 Pemilu 2009, daerah pemilihan dan alokasi kursi untuk Pemilu DPR RI telah
                 dirumuskan  secara  langsung  oleh  DPR  di  dalam  bagian  lampiran  dari
                 undang-undang tersebut. Di dalam UU No. 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan
                 Umum  Anggota  DPR,  DPD  dan  DPRD  sebagai  dasar  regulasi
                 penyelenggaraan  Pemilu  2014  dan  di  dalam  UU  Pemilu  sebagai  dasar
                 regulasi penyelenggaraan Pemilu 2019 bahkan DPR RI telah merumuskan
                 daerah pemilihan dan alokasi kursi tidak saja untuk Pemilu DPR RI, tapi juga
                 untuk  Pemilu  DPRD  Provinsi.  Padahal,  seyogianya  perumusan  daerah
                 pemilihan dan alokasi seperti ini bersifat teknis dan menjadi wilayah dari
                 KPU  sebagai  implementor  dari  UU.  Untuk  itu,  masalah  seperti  ini
                 menunjukkan  bahwa  para  pembuat  kebijakan  melakukan  tekanan  yang
                 sudah  terlalu  dalam  mengenai  pengaturan  teknis  kepemiluan  sejak
                 penyelenggaraan Pemilu 2009.


                 Isu  yang  selalu  muncul  dan  berulang  setiap  menjelang  Pemilu  adalah
                 pembahasan revisi UU tentang Pemilu yang memakan waktu sangat lama.
                 Pembahasan intensif UU Pemilu misalkan baru dilakukan setahun sebelum
                 pengesahannya.  Dari  sisi  politik,  terdapat  lima  isu  krusial  yang  saat  itu
                 sangat sulit untuk dicarikan kesepakatan, yaitu ambang batas pencalonan
                 presiden, ambang batas parlemen, metode penyuaraan, daerah pemilihan,
                 dan metode konversi suara ke kursi. Tentu saja kelima topik ini menjadi
                 sangat penting karena kelimanya akan menentukan siapa Parpol atau calon
                 yang akan mampu mendapatkan kursi di Pemilu 2019. Sedangkan dari sisi

                                                   BAB 1 - TATA KELOLA PEMILU DI INDONESIA   15
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36