Page 68 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 68

Jika peran ini sungguh-sungguh dilakukan maka Parpol telah menjadi bagian
           terpenting bagi Pemilu luber dan jurdil.


           Ketiga,  asas  Pemilu  luber  dan  jurdil  kesemuanya  mengandung  unsur
           keterlibatan masyarakat. Masyarakat akan memilih secara langsung jika ia
           mengetahui  bahwa  hakekat  Pemilu  adalah  sebagai  sarana  kedaulatan
           rakyat.  Sebagai  pemilik  suara,  maka  rakyatlah  yang  paling  menentukan
           siapa pilihannya dan tidak bisa diwakilkan pada siapapun. Kemudian dengan
           hak  itu  maka  dengan  kesadaran  ia  akan  mendaftarkan  dirinya  sebagai
           pemilih.  Hak  politik  seseorang  harus  disetarakan  dengan  kewajibannya
           sebagai pemilih. Kewajibannya adalah merahasiakan kepada orang lain apa
           yang  menjadi  pilihannya  serta  tidak  memaksakan  pilihannya  itu  untuk
           pilihan orang lain. Siapapun bebas menentukan pilihannya. Sehingga tidak
           boleh ada tindakan apapun yang menghalangi kebebasan untuk memilih
           sesuai keyakinan politiknya. Faktor yang sering menyebabkan masyarakat
           tidak adil dalam memilih karena lemahnya pengenalan pemilih terhadap
           calon, faktor imbalan atau karena tekanan lainnya.


           Untuk  mendorong peran  masyarakat  bagi  Pemilu  luber dan  jurdil,  maka
           proses  pendidikan  politik  bagi  masyarakat  perlu  dikembangkan.  Kualitas
           pemilihan sangat ditentukan oleh tingkat partisipasi. Partisipasi masyarakat
           dibentuk oleh sebuah kesadaran bersama dan kesadaran itu terbentuk oleh
           karena pengetahuan masyarakat. Pengetahuan masyarakat yang terbatas
           mengakibatkan  pula  Pemilu  tidak  berlangsung  luber  dan  jurdil.  Dengan
           demikian diperlukan pendidikan politik masyarakat secara sistematis dan
           terarah.  Pendidikan  politik  perlu  dilakukan  secara  terlembaga  dan
           terkoordinasi  antara  pemerintah,  Parpol,  LSM,  Ormas,  penyelenggara
           Pemilu atupun pihak kampus.


           Keempat¸ Pasal 22 E ayat (5) UUD 1945 menyebutkan bahwa “pemilihan
           umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum yang bersifat
           nasional,  tetap,  dan  mandiri”.  Sifat  kemandirian  baik  secara  struktural
           kelembagaan  maupun  individu  dari  masing-masing  penyelenggara
           dimaksudkan  agar  dalam  melaksanakan  tugas  atau  dalam  pengambilan
           keputusan tertentu tidak bisa diintervensi juga tidak bisa tergantung pada
           pihak lain dalam bertindak. Oleh karena itu penyelenggara Pemilu dipilih
           dari  unsur  masyarakat  yang  bukan  berasal  dari  perwakilan  struktur



     52     BAB 2 – NILAI DAN ASAS PEMILU
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73