Page 67 - Tata Kelola Pemilu di Indonesia
P. 67

Untuk memastikan apakah UU atau pengaturan lainnya mengatur Pemilu
                 luber  dan  jurdil  maka  dalam  tahapan  perumusan  kebijakannya  harus
                 dilakukan secara profesional. Pembahasan UU yang hanya terfokus pada
                 pasal-pasal tertentu terutama yang berkaitan langsung dengan kepentingan
                 Parpol mengakibatkan lahirnya sejumlah masalah seperti tumpang tindih
                 baik  antar  pasal  ataupun  dengan  aturan  lainnya,  kesulitan  dalam
                 implementasi,  menimbulkan  multi  persepsi,  serta  mendorong  adanya
                 judicial review di MK.


                 Asas Pemilu luber dan jurdil akan bermakna jika materi UU Pemilu mengatur
                 dan memaksa. Sehingga dalam proses penyusunannya harus berdasarkan
                 pada kepentingan umum, bukan sebatas pada kepentingan Parpol atau elit
                 penguasa.  Dalam  perumusannya  harus  melibatkan  masyarakat.  Meski
                 kewenangan  menyusun  UU  adalah  lembaga  legislatif,  namun  peran
                 masyarakat perlu difasilitasi dan dilembagakan dalam bentuk pengaturan
                 agar lebih mengikat dalam perumusannnya.


                 Kedua, Parpol menjadi salah satu bagian penting agar Pemilu bisa berjalan
                 luber dan jurdil. Sehingga kelembagaan Parpol perlu dibenahi. UU Nomor 2
                 Tahun 2008 tentang Parpol menjelasakan bahwa salah tugas Parpol adalah
                 mempersiapkan calon pemimpin melalui proses rekrutmen, kaderisasi dan
                 seleksi.  Demikian  juga  dalam  UU  Pemilu  menyebutkan  bahwa  calon
                 legislatif didaftarkan oleh Parpol sebagai peserta Pemilu. Tanggung jawab
                 Parpol untuk mewujudkan asas Pemilu sangat besar.


                 Peran Parpol dimulai pada saat pembentukan Parpol peserta Pemilu, seleksi
                 calon hingga pengawasan terhadap calon yang berkompetisi. Apakah para
                 pendiri memiliki cita-cita mendirikan Parpol untuk kepentingan masyarakat
                 atau  sekedar  sarana  merebut  jabatan  bagi  pendirinya  semata.  Apakah
                 dokumen  yang  dimasukkan  sebagai  syarat  pendirian  Parpol  merupakan
                 data benar atau fiktif belaka. Apakah nama-nama yang seleksi sebagai calon
                 adalah sesuai kepentingan publik atau hanya untuk kepentingan elit Parpol.
                 Apakah proses seleksi itu didasarkan pada kualitas calon atau karena faktor
                 imbalan (candidate buying). Apakah Parpol membuat aturan sanksi internal
                 untuk mencegah permainan politik uang bagi setiap calon. Apakah calon
                 yang  terpilih  adalah  benar-benar  didasarkan  karena  dedikasi  dan
                 prestasinya di masyarakat atau karena dengan membeli suara (vote buying).



                                                            BAB 2 – NILAI DAN ASAS PEMILU   51
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72