Page 224 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 224
Kita tinjau ulang model semesta kita yang kedua, luas permukaan bola. Jika
bola yang kita jadikan model adalah bola pejal dengan lapisan-lapisan yang jelas,
maka kita dapatkan bahwa bola berdimensi tiga itu tersusun dari lapisan-lapisan luas
permukaan bola yang berdimensi dua. Tiap lapisan memiliki jarak tertentu terhadap
pusat bola. Jadi tiap kejadian yang berlangsung pada permukaan yang kita pilih,
dimana pun itu (silahkan menggunakan tata koordinat bola), berjarak sama terhadap
pusat bola, yakni R. Kejadian serupa terjadi pada balon, dimanapun noktah-noktah
itu diletakkan pada permukaan balon, jarak kesemua noktah itu sama terhadap
pusatnya (anggap balon berbentuk bola sempurna), maka jika terjadi ekspansi semua
kejadian pada permukaan balon akan mengalami perubahan yang sama dan seragam.
Kembali ke model alam semesta kita: segala perubahan yang timbul akibat
ekspansi jagat raya akan sama dan seragam terhadap semua kejadian (objek) di
semesta yang sama, karena semua kejadian, dimana pun letaknya (asalkan masih
berada dalam semesta yang ditinjau), memiliki jarak yang sama terhadap pusat
ekspansi. Konsekuensi dari hal ini adalah, kelajuan ekspansi tampak (kelajuan
menjauh objek dari pengamat pada semesta yang sama), rapat massa alam semesta,
suhu rerata alam semesta, radiasi latar sisa Big Bang, dan faktor lainnya yang timbul
sebagai manifestasi dari ekspansi ini, haruslah sama dan seragam. Eksistensi alam
semesta ini ternyata mengikuti model ini, sehingga dapat kita pandang:
“Alam semesta kita, tempat segala kejadian teramati hanyalah salah satu
lapisan dari banyak alam semesta yang melengkung menyususun jagat raya, dan
mengembang berdasarkan rujinya (jari-jari) terhadap pusat jagat raya.”
Astronomi dan Astrofisika 223