Page 223 - ASTRONOMI DAN ASTROFISIKA
P. 223

TINJAUAN HUKUM HUBBLE

                                 Berdasarkan pengamatan Edwin Hubble, alam semesta ini mengembang ke
                          segala  arah  secara  homogen,  tak  berpusat  dan  besarnya  kelajuan  objek  sebanding
                          dengan  jarak  antara  benda  dengan  pengamat.  Konsekuensi  dari  ekspansi  alam
                          semesta ini adalah, jika ditilik ke belakang, alam semesta ini akan lebih kecil hingga
                          pada suatu waktu yang lampau, alam semesta ini hanya berupa titik. Hal ini berarti
                          alam semesta lahir dari pengembangan titik awal tersebut, namun ini bertentangan
                          dengan pengamatan,  yaitu  tidak ada titik istimewa di  alam semesta  yang teramati
                          sebagai  pusat.  Semua  objek  angkasa  bergerak  menjauh  satu  sama  lain  secara
                          seragam, persis seperti noktah pada permukaan balon karet yang saling menjauh jika
                          balon ditiup. Kesimpulan dari fakta ini, alam semesta analog dengan balon.

                                 Pada  balon,  pergerakan  yang  kita  tinjau  adalah  pergerakan  menjauh  dari
                          noktah-noktah  pada  permukaan  balon.  Ini  berarti  segala  kejadian  yang  teramati
                          adalah yang terdapat pada ‗permukaan‘ balon (kita sebut semesta kejadian), dimana
                          pusat pengembangan balon berada di tengah-tengah ruang balon. Jadi pusat ekspansi
                          balon tidak terdapat pada semesta kejadian balon, melainkan pada ruang balon, yang
                          mana merupakan dimensi yang lebih besar tempat semesta kejadian itu berada. Jika
                          laju ekspansi  sama ke segala arah, maka bentuk semesta kejadian,  yang notabene
                          permukaan  balon,  merupakan  dimensi  malaran  terhadap  dimensi  ruang  balon,
                          dimana terdapat pusat ekspansi.

                                 Dengan  berpandangan  bahwa  alam  semesta  kita  analog  dengan  semesta
                          balon  tadi,  maka  pusat  ekspansi  alam  semesta,  yang  merupakan  cikal  bakal  alam
                          semesta, yang kita sebut dengan Big Bang, tidaklah terdapat pada semesta kejadian
                          kita,  melainkan  pada  dimensi  yang  lebih  besar  tempat  semesta  kejadian  kita
                          melengkung.  Bagaimanakah  ‗dimensi  yang  lebih  besar‘  itu?  Mari  kita  beranalogi
                          dengan semesta kejadian berdimensi satu yang berbentuk keliling lingkaran. Pusat
                          dari lingkaran itu tidak berada pada keliling lingkaran itu sendiri, melainkan pada
                          luas  lingkaran  berdimensi  dua  (berdimensi  lebih  besar).  Jika  model  ini  kita
                          integralkan  lagi  terhadap  dimensi  panjang,  kita dapatkan  semesta  kejadian  berupa
                          luas permukaan bola yang berdimensi dua, yang melengkung terhadap volum bola
                          yang berdimensi  tiga. Pusat dari semesta kejadian model ini berada pada dimensi
                          tiganya, bukan berada pada dimensi dua—dimensi semesta itu sendiri.

                                 Sampailah kita pada tahap akhir jika model kedua tadi diintegralkan sekali
                          lagi terhadap dimensi panjang. Akan kita dapatkan semesta kejadian berdimensi
                          tiga  (ruang),  3-sphere,  yang  identik  dengan  semesta  kejadian  kita.  Dimanakah
                          pusatnya?  Tentu  di  dimensi  empat  tempat  melengkungnya  semesta  kejadian
                          berdimensi tiga ini. Jari-jari jagat raya ini, yang diukur dari semesta kita ke pusatnya
                          disebut radius (S). Membayangkan benda berdimensi empat tentu mustahil, karena
                          kita hanya dapat mengindera paling tinggi dimensi tiga – karena kita adalah makhluk
                          berdimensi tiga.







                                                                       Astronomi dan Astrofisika  222
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228