Page 45 - E - MODUL EKONOMI KREATIF
P. 45
dan diinginkan konsumen, termasuk berapa banyak yang dibutuhkan supaya
kinerja bisnis lebih efisien dan produktif.
b. Pemantauan kekuatan dan kelemahan pangsa pasar. Pemantauan ini penting untuk
melihat keunggulan dan kelemahan bisnis dalam bersaing supaya tetap eksis di
pasar. Keunggulan merupakan kunci sukses di pasar, sedangkan kelemahannya
digunakan untuk melakukan perbaikan-perbaikan.
c. Pengembangan promosi dan pameran. Pengenalan produk kepada konsumen
melalui jalur promosi dan pameran sangat efektif untuk meningkatkan permintaan
potensial konsumen. Tanpa promosi dan pameran, konsumen tidak akan tahu. Jika
konsumen tidak tahu, maka tidak kenal. Jika produk tidak dikenal, maka
konsumen tidak akan membeli dan tidak akan ada permintaan.
d. Pengembangan teknik promosi melalui media elektronik secara massal oleh dinas
terkait.
e. Pengembangan produk yang fleksibel dan beradaptasi dengan kebutuhan
konsumen dan perkembangan teknologi. Produk-produk yang dihasilkan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan perkembangan teknologi.
f. Pengembangan standar kualitas produk. Perusahaan harus berusaha untuk
menciptakan produk-produk kualitas yang terbaik sejak pertama kali. Jangan
dibiasakan untuk menciptakan berbagai tingkatan kualitas suatu produk, misal
produk kualitas dua, tiga dan seterusnya.
g. Pengenalan lingkaran hidup produk sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya
saing produk di pasar. Semakin pendek lingkaran hidup produk, semakin tinggi
nilai produk tersebut. Semakin cepat menghasilkan produk-produk baru, maka
semakin cepat daur hidup produk tersebut.
5. Model Penciptaan Nilai Melalui Inovasi
Dalam ekonomi kreatif, inovasi merupakan sarana untuk meningkatkan nilai tambah
den keunggulan bersaing. Semakin sering berinovasi, maka akan semakin tinggi nilai tambah
dan keunggulannya. Keunggulan adalah daya saing. Daya saing adalah posisi tawar di pasar.
Dengan demikian, inovasi dapat meningkatkan nilai tambah, keunggulan dan saing serta
posisi tawar-menawar pasar. Untuk menghasilkan nilai tambah, menurut Kotler dan Keller
(2006), ada empat jenis cara berinovasi yang dapat dilakukan melalui langkah-langkah
berikut ini:
45