Page 23 - Buku Saku Pendidikan Kewarganegaraan - Adel Amelia
P. 23

3.  Perlindungan Hak Asasi Manusia

               Salah satu ciri utama negara konstitusional adalah adanya jaminan perlindungan terhadap hak-
               hak  asasi  manusia.  Hak-hak  ini  meliputi  hak  hidup,  hak  kebebasan,  hak  berpendapat,  hak
               beragama, dan hak atas keadilan sosial. Dalam UUD 1945, khususnya setelah amandemen,
               perlindungan  HAM  ditegaskan  dalam  Bab  XA  (Pasal  28A  sampai  28J).  Prinsip  ini
               menghendaki  bahwa negara tidak boleh sewenang-wenang membatasi  atau menghilangkan
               hak-hak dasar manusia, kecuali melalui mekanisme hukum yang sah dan berdasarkan alasan
               yang sah pula. Menurut John Locke, hak-hak alami seperti hidup, kebebasan, dan kepemilikan
               adalah hak yang tidak dapat dicabut oleh negara. Oleh karena itu, negara wajib melindungi
               hak-hak tersebut sebagai bagian dari kewajibannya terhadap warga negara.

               4.  Pemerintahan Berdasarkan Hukum

               Dalam  negara  konstitusional,  semua  penyelenggaraan  kekuasaan  negara  harus  dilakukan
               berdasarkan hukum yang berlaku, bukan berdasarkan kehendak atau kekuasaan pribadi. Prinsip
               ini dikenal dengan istilah Rechtsstaat dalam tradisi Eropa Kontinental atau Rule of Law dalam
               tradisi Anglo-Saxon. Indonesia sebagai negara hukum, sebagaimana tercantum dalam Pasal 1
               ayat (3) UUD 1945, menuntut agar semua kebijakan pemerintah dibuat berdasarkan peraturan
               perundang-undangan,  dan  semua  tindakan  pejabat  negara  dapat  diuji  keabsahannya  di
               pengadilan. Pemerintah tidak dapat bertindak di luar hukum, dan jika ada pelanggaran terhadap
               hukum,  harus ada mekanisme akuntabilitas. Pemerintahan yang tidak berlandaskan hukum
               berpotensi membawa negara pada ketidakadilan, kesewenang-wenangan, dan kerusakan sosial.

               5.  Partisipasi Rakyat dalam Pemerintahan

               Prinsip  partisipasi  rakyat  merupakan  manifestasi  dari  gagasan  kedaulatan  rakyat,  yang
               menempatkan rakyat sebagai sumber kekuasaan tertinggi. Dalam negara konstitusional, rakyat
               berhak memilih pemimpin mereka melalui mekanisme pemilu yang bebas dan adil, berhak
               menyampaikan pendapat, membentuk asosiasi, serta berpartisipasi dalam proses pembuatan
               kebijakan publik. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 menegaskan bahwa kedaulatan berada di tangan
               rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Partisipasi ini tidak hanya berhenti
               pada saat pemilu, tetapi juga berlanjut dalam pengawasan terhadap jalannya pemerintahan,
               keterlibatan  dalam  forum-forum  publik,  serta  keikutsertaan  dalam  aktivitas-aktivitas  sosial
               politik. Dengan adanya partisipasi aktif rakyat, penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan
               transparan, akuntabel, dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.



               3.4 Peran Konstitusi dalam Kehidupan Warga Negara
               Konstitusi memiliki peran yang sangat fundamental dalam kehidupan setiap warga negara.
               Konstitusi bukan hanya menjadi pedoman teknis bagi jalannya pemerintahan, melainkan juga
               menjadi jaminan atas hak dan kebebasan dasar individu. Menurut C.F. Strong dalam A History
               of  Modern  Political  Constitutions,  konstitusi  adalah  “sekumpulan  prinsip  yang  mengatur
               bagaimana  kekuasaan  negara  dibentuk,  dijalankan,  dan  dibatasi.”  Oleh  sebab  itu,  peran
               konstitusi terhadap warga negara tidak dapat diremehkan, melainkan harus dipahami sebagai




                                                           19
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28