Page 35 - Buku Saku Pendidikan Kewarganegaraan - Adel Amelia
P. 35

pertimbangan rasional terhadap program, visi, dan rekam jejak kandidat, bukan karena tekanan,
               politik uang, atau sekadar popularitas.

               2.  Terlibat dalam Organisasi Sosial dan Politik

               Keikutsertaan warga negara dalam organisasi-organisasi kemasyarakatan, partai politik, serikat
               pekerja, komunitas lingkungan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) merupakan bentuk
               penting dari partisipasi aktif. Organisasi-organisasi ini menjadi saluran untuk memperjuangkan
               kepentingan rakyat, menyuarakan aspirasi, serta mengawasi kebijakan pemerintah. Menurut
               Robert D. Putnam dalam teorinya tentang social capital, keterlibatan dalam jaringan sosial
               meningkatkan rasa saling percaya (trust) dan memperkuat efektivitas demokrasi. Di Indonesia,
               munculnya berbagai organisasi masyarakat sipil seperti ICW (Indonesia Corruption Watch),
               Kontras, dan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) menunjukkan bahwa partisipasi
               kolektif warga negara memainkan peran besar dalam mendorong akuntabilitas pemerintah dan
               perlindungan hak-hak rakyat.

               3.  Menyampaikan Aspirasi melalui Media Sosial dan Forum Publik

               Perkembangan teknologi informasi membuka ruang baru bagi partisipasi politik. Media sosial
               menjadi sarana penting bagi warga negara untuk menyampaikan opini, mengkritisi kebijakan
               pemerintah, serta mengorganisir gerakan sosial. Fenomena e-democracy ini memungkinkan
               dialog  antara  rakyat  dan  pemerintah  terjadi  secara  lebih  cepat,  transparan,  dan  luas.  Di
               Indonesia, gerakan sosial seperti #ReformasiDikorupsi dan #GejayanMemanggil merupakan
               contoh  bagaimana  media  sosial  digunakan  untuk  membangun  kesadaran  kolektif  dan
               mendorong perubahan kebijakan. Namun, penggunaan media sosial juga harus diiringi dengan
               etika berkomunikasi, verifikasi informasi, dan sikap kritis agar tidak menjadi alat penyebaran
               disinformasi atau ujaran kebencian.

               4.  Mengawasi Jalannya Pemerintahan

               Warga  negara  tidak  boleh  berhenti  berpartisipasi  setelah  memilih  wakil-wakilnya  dalam
               pemilu.  Demokrasi  mensyaratkan  adanya  pengawasan  terus-menerus  terhadap  kinerja
               pemerintah agar tetap berjalan sesuai dengan prinsip keadilan, transparansi, dan akuntabilitas.
               Salah  satu  bentuk  pengawasan  adalah  dengan  mengakses  informasi  publik,  mengajukan
               gugatan hukum terhadap kebijakan yang merugikan rakyat, atau berpartisipasi dalam rapat-
               rapat dengar pendapat umum yang diadakan oleh legislatif. Undang-Undang Nomor 14 Tahun
               2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik di Indonesia memberikan dasar hukum bagi warga
               negara  untuk  meminta  dan  mendapatkan  informasi  dari  badan  publik.  Dengan  melakukan
               pengawasan aktif, rakyat tidak hanya menjadi objek, melainkan subjek dalam penyelenggaraan
               pemerintahan.


               5.  Berpartisipasi dalam Musyawarah dan Pembuatan Kebijakan
               Dalam tradisi politik Indonesia, musyawarah mufakat merupakan nilai luhur yang menjadi
               bagian dari budaya demokrasi. Warga negara dapat berpartisipasi dalam musyawarah desa,
               pertemuan  warga,  rembug  kampung,  atau  forum  konsultasi  publik  yang  diselenggarakan
               pemerintah. Melalui forum-forum ini, warga dapat memberikan masukan, keberatan, ataupun
               dukungan  terhadap  rencana  kebijakan  pembangunan  di  wilayahnya.  Partisipasi  dalam


                                                           31
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40