Page 100 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 100
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
3
STOVIA. Sumber yang digunakan Harahap (ibid) adalah koran
sezaman yang memuat berita pernikahan Siti Hasnah dan
Achmad Mochtar di Makassar pada 30 Juni 1916 (Het nieuws
van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-07-1916).
Setelah menikah, nampaknya tidak ada waktu bagi
Mochtar untuk berbulan madu bersama istrinya yang masih
berusia 18 tahun tersebut. Sebab, segera setelah dilantik jadi
dokter, ia sudah menerima SK pengangkatan (besluit) No.
5460 yang dikeluarkan oleh Hoofdinspecteur, Chef van den
Burgerlöken Geneeskundigen Dienst (Kepala Inspektur Dinas
Kesehatan) di Sumatra, Dr. W. Schüffner yang berkedudukan
di Medan (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie,
14-10-1916). Dalam besluit itu dicantumkan bahwa Achmad
Mochtar diangkat sebagai dokter pemerintah terhitung mulai 1
Juli 1916, untuk membantu Kepala Inspektur Dinas Kesehatan
di Sumatra, Dr. W. Schüffner (De Preanger-bode, 05-07-1916).
Jadi, karena waktu yang sudah sangat mendesak, maka
setelah hanya beberapa hari di Makassar, Mochtar langsung
memboyong istrinya kembali ke Batavia untuk selanjutnya
bersiap-siap bertolak ke Medan. Selanjutnya, dengan
menumpang kapal Melcior Treub, Achmad Mochtar berangkat
dari Batavia ke Medan tanggal 25 Juli 1916 (De Sumatra post,
3 Lihat Akhir Matua Harahap, “ Sejarah Kota Padang (55): Achmad Mochtar
Kelahiran Bonjol ...” dalam http://poestahadepok.blogspot.com/2018/06/
sejarah-kota-padang-55-dr-achmad.html, diakses pada 1 Desember 2020 pkl.
18.50. Melalui komunikasi langsung tim peneliti buku ini dengan Akhir Matua
Harahap, beliau sudah memberikan izin menggunakan sumber-sumber primer
berupa arsip dan beriota koran sezaman, yang digunakannya sebagai referensi
penulisan artikel tentang Achmad Mochtar.
71