Page 102 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 102
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
adalah awal dari bangkitnya potensi Mochtar dan menjadi titik
tolak dari kegemilangan yang berhasil dicapainya pada masa-
masa selannjutnya.
Kesayangan Dr. Schüffner: Perang Malaria di Tapanuli
Pada tahun 1916 pemerintah Hindia Belanda mengangkat
Dr. W. Schüffner sebagai Kepala Inspektur Kesehatan Masyarakat
BVG untuk seluruh Sumatra. Pada tahun ini pula Dr. Achmad
Mochtar diangkat menjadi dokter pemerintah dengan tugas
membantu Dr. W. Schüffner di Tapanuli.
Mochtar sangat beruntung bisa menjadi pembantu Dr.
William Schüffner. Nama dokter kelahiran Jerman ini mungkin
saja sudah dikenal Mochtar sejak masih di bangku sekolah
kedokteran. Nama Schüffner memang sudah terkenal sejak
beberapa tahun sebelum Mochtar tamat. Reputasinya adalah
berkat upayanya dalam pelbagai penelitian kesehatan dan
“perang terhadap malaria” di Senembah Mij, Tanjung Morawa,
Deli, di mana ia selama 15 tahun menjadi direktur medis di
rumah sakit besar milik perusahaan perkebunan Belanda itu.
Berkat keberhasilan itu, pada tahun 1913 Dr. W. Schüffner
menerima penghargaan doctor honoris causa dan Uviversitas
Amsterdam (De Sumatra post, 17-02-1913).
William A.P. Schüffner lahir di Gernheim (Jerman)
tanggal 2 Januari 1867. Dia mengawali karir di Leipzig,
Jerman, yang secara berturut-turut menjadi asisten ahli bedah
terkenal Profesor Tirsch dan Trendelenberg. Setelah lulus 1897,
73