Page 152 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 152
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
Jepang. Akhirnya, pada 2006, pemerintah Jepang mengukuhkan
Hadiah Noguchi untuk kedokteran di Afrika, dengan hadiah
100 juta yen. Pada masanya, dan hingga kini, Noguchi adalah
permata kebanggaan intelektual Jepang. 6
Adakah kemungkinan kaitan perlakuan keji pemerintah
militer terhadap Achmad Mochtar, 17 tahun setelah kematian
Noguchi? Sebab, bukankah Mochtar dan didukung oleh
mentornya Schuffner yang telah memberikan pukulan telak
terakhir terhadap Noguchi dan segala reputasinya. Menurut
Baird & Marzuki (2020:102), sains seringkali didorong oleh
kekuatan atau benturan pribadi. Jika seorang ilmuwan memiliki
ketidaksukaan pribadi terhadap ilmuwan lain, ia akan sering
mengambil kesempatan untuk mengarahkan serangan ilmiah
pada penelitian dan reputasi ilmuwan yang tidak disukainya.
Selama tetap berada dalam aturan sains yang ketat, sentimen
pribadi ini dapat ditoleransi dan sering kali bahkan dianggap
sehat dalam hubungan keilmuan. Schüffner mungkin telah
menempatkan L.icteroides Noguchi dalam target bidikan
ilmiahnya karena ia tidak menyukai Noguchi. Jika memang
begitu, senjata yang digunakannya untuk membidik adalah
Achmad Mochtar, “anak” asuhnya.
Baird dan Marzuki (ibid) mengingatkan kita pada
kesimpulan No. 6 dalam disertasi Mochtar yang dengan jelas
menyatakan: “Etiologi demam kuning tetap tidak diketahui,
terlepas dari temuan Noguchi”. Dalam hal ini, tulis Baird &
6 Baird & Marzuki, 2020, hlm. 101.
123