Page 209 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 209

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     dan basilus di jaringan –tikus-tikus menunjukkan tanda-tanda

                     tetanus  hanya  setelah  disuntikkan  dengan  jaringan  tersebut–

                     dan pada ampul yang ditemukan adalah definitif. Dengan kata

                     lain, tidak adanya mikroorganisme dalam ampul, tikus yang
                     diinokulasi, dan jaringan korban (dikonfirmasi dengan kultur

                     positif dari pasien tetanus biasa), disatukan dengan temuan

                     positif pada tikus (yang menunjukkan penyakit seperti tetanus)

                     mengarah bahwa dalam jaringan romusha Klender mengandung
                     banyak sekali toksin tetanus, tetapi tidak ada spora atau basilus.

                     Bakteri penyebab tetanus adalah  Clostridium tetani. Mikrob

                     ini tidak memiliki toleransi terhadap oksigen. Ketika terpapar

                     oksigen,  C.  tetani akan mati tetapi meninggalkan salinan

                     dirinya pada penutup kedap udara, menjadi spora tidak aktif.
                     Spora itu dapat aktif kembali hanya di lingkungan yang benar-

                     benar kekurangan oksigen. Spora mikrob ini sangat umum

                     ditemukan di tanah di mana saja. Penyebab khas tetanus akut

                     adalah luka tusukan dalam yang memasukkan spora C. tetani
                     ke dalam jaringan yang kekurangan oksigen –biasanya di ruang

                     antara kumpulan otot atau jaringan cedera yang mati. Spora

                     terbangun dan mikrob mulai menghasilkan molekul spesifik

                     sebagai limbah. Molekul tersebut adalah toksin tetanus, dan

                     inilah pembawa kematian melebihi mikrob itu sendiri.
                             Fakta-fakta peristiwa di Klender sudah berbicara cukup

                     jelas. Diperkirakan 900 romusha jatuh sakit secara hampir

                     bersamaan dengan gejala tetanus sekitar satu minggu setelah

                     menerima vaksin yang diproduksi Lembaga Pasteur, yang

                     saat itu dikelola Kedokteran Angkatan  Darat Jepang. Tidak


                                                           180
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214