Page 211 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 211

Hasril Chaniago, Aswil Nazir, dan Januarisdi



                     dikenal pada saat itu. Toksoid tetanus adalah toksin murni yang

                     telah dilemahkan sehingga tidak berbahaya apabila disuntikkan

                     untuk mendorong terbentuknya antibodi terhadap tetanus.

                     Kesalahan dalam melemahkan toksin tetanus, meskipun sangat
                     tidak mungkin, dapat dianggap sebagai penjelasan paling masuk

                     akal untuk hipotesis kecelakaan di Klender.

                             Lebih  lanjut  Baird  &  Marzuki  (ibid)  menegaskan,  “...

                     kita harus  menjelaskan  penyuntikan toksin  secara  sengaja.
                     Bagaimanapun caranya, vaksin produksi Lembaga Pasteur di

                     Bandung yang dikendalikan perwira kesehatan Angkatan Darat

                     Jepang telah membunuh sekitar 900 romusha di sebuah kamp

                     transit  percontohan  di  pinggiran  Jakarta.”  Artinya,  kematian

                     romusha  tersebut  adalah  disebabkan  eksperimen  kedokteran
                     militer Jepang yang gagal.

                             Kesimpulan yang dikemukakan Sangkot Mazuki  dan

                     Kevin Baird di atas, diamini oleh sejarawan Aiko Kurosawa,

                     peneliti kejahatan perang Jepang di Indonesia, seperti yang kelak
                     di kemudian hari ditulis oleh majalah Tempo (29/6/2015):

                             Meski Lembaga Pasteur diketahui sebagai produsen vaksin

                     TCD yang tercemar basil tetanus, tudingan justru diarahkan

                     kepada Eijkman Instituut. Otoritas Jepang mengeksploitasi

                     fakta bahwa ampul-ampul vaksin itu sempat disimpan di ruang
                     dingin Eijkman Instituut untuk mencegah kerusakan.

                             Cerita keterlibatan Laboratorium Eijkman diciptakan

                     oleh bagian medis Angkatan Darat ke-16 dan Kenpeitai.

                             Letnan  Nakamura,  dokter  Angkatan  Darat  Jepang  dari

                     satuan pencegahan wabah, dalam laporan rahasianya menunjuk


                                                           182
   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216