Page 210 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 210

Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang



                     ada keraguan bahwa  penyuntikan  vaksin merupakan  jalur

                     masuk toksin tetanus. Kesaksian Jatman tentang temuan di

                     laboratorium,  meskipun  ia tidak  mampu  memastikan  toksin

                     dalam  ampul  dengan  metode  analitis  yang  tidak  diketahui,
                     menunjukkan bahwa toksin tetanus yang disuntikkan menjadi

                     penyebab kematian romusha.

                             Analisis Baird dan Marzuki (2020) kemudian menjelaskan,

                     “Jeda seminggu antara suntikan dan timbulnya penyakit tidak
                     memberikan petunjuk agen penyebabnya, apakah itu spora,

                     basilus, atau toksin tetanus. Masa inkubasi untuk tetanus yang

                     diperoleh secara alami biasanya sekitar delapan hari. Caranya

                     adalah menggunakan spora  C.  tetani yang dipaksa masuk

                     ke jaringan yang dalam tempat spora berkecambah menjadi
                     basilus penghasil toksin. Namun, dari persidangan Nakamura,

                     seorang kolonel Angkatan Laut Jepang, kita juga mengetahui

                     bahwa manusia yang disuntik dengan toksin tetanus dalam

                     dosis mematikan juga tidak menunjukkan gejala tetanus sampai
                     empat hingga tujuh hari kemudian”.

                             Jika menerima kesimpulan Jatman tentang toksin versus

                     spora atau basilus sebagai agen penyebab, salah satu dari dua

                     kemungkinan cara masuk ke ampul vaksin tersegel harus

                     terjadi, baik sengaja maupun tidak. Cara disengaja memberikan
                     dua kemungkinan: (1) tetanus, entah bagaimana, mencemari

                     pembuatan  vaksin  TCD  (tipus,  kolera,  disentri  –  kita  tahu

                     bahwa ampulnya berlabel seperti itu; atau (2) ampul itu adalah

                     toksoid tetanus yang salah diberi label dan diproduksi secara

                     tidak benar. Teknologi pembuatan toksoid tetanus sudah


                                                           181
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215