Page 216 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 216
Prof. Dr. Achmad Mochtar: Ilmuwan Kelas Dunia Korban Kejahatan Perang Jepang
menemui Mochtar di kantornya. Nani melihat peristiwa itu
dan mengetahui isi percakapan mereka bahwa pihak Kenpeitai
meminta Mochtar mengubah hasil pemeriksaan Jatman
atau mencabut laporannya. Sebagai ilmuwan yang jujur, dan
hanya mengabdi kepada kebenaran ilmu pengetahuan dan
kemanusiaan, serta sangat menjaga integritas, Mochtar tentu
saja menolak permintaan tersebut. 2
Tidak ada jalan lain, Jepang kemudian membuat skenario
lain untuk menutupkan kenyataan yang sebenarnya. Sebuah
skenario konspirasi pun disusun: anak panah dan mata pisau
kini diarahkan kepada Lembaga Eijkman dan Mochtar sebagai
penanggung jawabnya. Perlu dua bulan untuk menyusun strategi
dan mulai menjalankan skenario tersebut. Pekan pertama bulan
Oktober –persis dua bulan setelah “Peristiwa Klender”– operasi
pun dimulai.
Tengah hari Sabtu 7 Oktober 1944, Prof. Dr. Achmad
Mochtar dengan mobilnya meninggalkan kantornya di
Lembaga Eijkman (nama Jepangnya Kuwanritsu Eisei Sikenjo).
Tujuannya adalah pulang ke rumah di Jalan Cikini Raya, hanya
sekitar dua kilometer dari kantornya di Jalan Salemba. Beberapa
menit kemudian, dengan perlahan mobil sedan Mochtar
memasuki rumah berpekarangan luas itu. Sebetulnya, bukanlah
kebiasaan Mochtar makan siang di rumah. Tapi kali ini, sang
istri tercinta, Siti Hasnah, sengaja menunggu Mochtar dengan
hidangan kesukaannya.
2 Ibid.
187