Page 78 - buku 1 kak emma_merged (1)_Neat
P. 78
BAGIAN II
STOVIA, “Klepek” Mochtar,
dan Awal Kebangkitan Nasional
Mochtar di Antara “Klepek” STOVIA
Mochtar tiba di kampus STOVIA awal tahun 1907. Dari
berbagai catatan diketahui, paling tidak ada tiga tamatan ELS
Fort de Kock yang mendaftar ke sekolah yang setengah abad
sebelumnya didirikan dengan nama “Sekolah Dokter Djawa”.
Selain Mochtar dan Soetan Sjahboedin Proehoeman, satu lagi
adalah Macksoes yang berasal dari Koto Gadang (Gunseikanbu:
14, 325, 331; Hanafiah dkk.:145-146).
Tiga orang remaja dari Minangkabau diterima di STOVIA
pada masa itu, bolehlah dikatakan sebagai prestasi yang luar
biasa. Mengingat sekolah kedokteran untuk kalangan pribumi
ini hanya menerima siswa 15 – 20 orang saja setiap tahun dari
seluruh Hindia Belanda, terutama dari Jawa, Sumatra, Ambon,
dan Sulawesi. Karena jumlah penerimaan yang terbatas, maka
lulusan STOVIA sejak akhir abad ke-19 hingga dekade kedua
abad ke-20 rata-rata hanya berjumlah 6 sampai 15 orang setiap
49