Page 132 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 132

Pulau yang tentu merupakan  tokoh yang paling pandai, dia akan dapat minta

               keterangan apakah Swat Hong telah berada di pulau itu. Dia mengangguk dan

               beberapa orang penghuni Pulau Neraka lalu menyalakan obor. Sin Liong sendiri

               membuang  rantingnya,  mengenakan  lagi  jubahnya  dan  mengikuti  rombongan

               belasan orang itu memasuki hutan. Di sepanjang jalan dia melihat tempat-tempat

               berbahaya,  lumpur-lumpur  yang  tertutup  rumput  tinggi,  pasir-pasir  berpusing

               yang  dapat  menyedot  apa  saja  yang  menginjaknya,  pohon-pohon  yang  aneh

               dengan buah-buah yang kelihatan lezat namun dari baunya dia tahu bahwa buah

               itu mengandung racun jahat, dan lain-lain. Benarbenar pulau yang amat aneh dan

               berbahaya,  fikirnya.  Pantas  kalau  disebut  Pualu  Neraka,  dan  diam-diam  dia

               mencela kekejaman Kerajaan Pulau Es yang membuang orang-orang bersalah ke

               tempat  seperti  ini.  Dari  keadaan  orang-orang  yang  menangkapnya  ini,  hanya

               Bouw Tang Kui seorang yang kelihatan masih normal. Hal ini mungkin karena

               raksaksa ini baru beberapa bulan saja dibuang ke sini, sedangkan yang lain-lain,

               biarpun dapat mempertahankan hidupnya, namun telah berubah menjadi orang-

               orang liar yang agaknya telah berubah pula watak dan ingatanya! Dan selain

               menjadi orangorang yang tidak normal agaknya mereka telah menguasai ilmu

               yang dahsyat dan mengerikan, yaitu ilmu menguasai binatang-binatang berbisa

               di pulau itu. Buktinya, biarpun meraka berjalan di hutan penuh binatang berbisa

               itu tanpa sepatu tidak ada seekor pun yang berani menyerang mereka.


               Akhirnya  dengan  menggunakan  ketajaman  pandang  mata  dan  penciuman

               hidungnya  Sin  Liong  maklum  bahwa  orangorang  ini  telah  menggunakan

               semacam obat yang agaknya digosok-gosokan ke seluruh kaki mereka sehingga

               binatang itu menyingkir begitu mereka mendekat. Tak disangkanya sama sekali,

               ketika mereka tiba di tengah jalan, di situ terdapat tanah lapang yang luas dan

               tampak sebuah rumah besar, dikelilingi pondok-pondok kayu sederhana. lampu-

               lampu dinyalakan terang dan Sin Liong dibawa ke sebuah ruangan yang luas di

               mana telah menanti ketua pulau itu yang disebut To-co (Majikan Pulau). Ruangan

               itu  luasanya  lebih  dari  sepuluh  meter  persegi,  dikelilingi  banyak  orang  yang


                                                           131
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137