Page 146 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 146
datang memberikan obat penawar dan pengusir binatang berbisa, dia pun tidak
kan gentar dan belum tentu dia akan celaka oleh binatang-binatang itu,
sungguhpun dia sendiri belum mau membayangkan apa yang akan dilakukanya
kalau serangan itu tiba. Apalagi sekarang ada obat bubuk itu. Dia teringat betapa
penghuni Pulau Neraka dapat menjelajahi hutan yang penuh binatang berbisa
dengan enaknya karena tubuh mereka sudah memakai obat penawar. Agaknya
inilah obat penawar itu. Dia membuka bungkusan dan melihat obat bubuk
berwarna kuning muda yang tidak akan kentara kalau dioleskan di kulit tubuhnya.
Sin Liong bersila dan mengatur pernapasan, melakukan siulian (samadhi) lagi.
Pendengarannya menjadi amat terang dan tajam sehingga dia dapat menangkap
suara mendesis dan suara yang dikenalnya sebagai suara lebah yang datang dari
jauh, makin lama makin mendekat itu. Tahulah dia
bahwa apa yang diceritakan oleh Soan Cu memang tidak
bohong. Sekali ini agaknya anak itu tidak
membohong!.Maka dia lalu membuka bungkusan, menggosok kulit tubuhnya
yang tidak tertutup pakaian dengan obat
itu. Mukanya sampai ke leher, tangan dan kakinya,
digosoknya sampai rata. Kemudian sambil membawa bungkusan yang terisi sisa
obat itu, dia menanti.
Tak lama kemudian, suara itu menjadi makin dekat dan tiba-tiba saja munculah
mereka! Diam-diam Sin Liong bergidik juga. Tentu dia akan melompat kalau saja
dia tidak mempunyai obat penolak itu. Dari bawah pintu, puluhan ekor ular kecil
dan kelabang besar, kalajengking yang besarnya sebesar ibu jari, merayap dengan
cepat memasuki kamar, berlomba dengan lebah-lebah putih yang beterbangan
masuk melalui jendela.
Sin Liong cepat menyebarkan bubuk obat ke sekeliling di atas lantai, dan
menaburkan sebagian ke atas, ke arah lebahlebah yang berterbangan. Dia
145