Page 94 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 94

Tubuh Kwat Lin terplanting ketika pukulannya tertangkis oleh Liu Bwee dan

               wanita  ini  sudah  menampar  pundaknya  sebagai  serangan  balasan.  Hal  ini

               membuat Kwat Lin yang memang belum sadar benar itu makin marah. Dengan

               nekat dia melompat bangun dan menerjang lagi, Pangeran Han Ti Ong sudah

               mendahuluinya menotok pundaknya sambil berkata, "Tenanglah, Nona," Kwat

               Lin kembali roboh, akan tetapi tubuhnya disambar oleh Han Ti Ong. Ternyata dia

               telah ditotok lemas. Dengan lambaian tangan, Pangeran itu memanggil empat

               orang  wanita  pelayan  yang  kelihatan  tangkas-tangkas.  "Dia  sedang  sakit

               ingatannya  tidak  sewajarnya."  Ucapan  ini  ditujukan  kepada  istrinya  yang

               memandang  marah.  mendengar  ini,  Liu  Bwee  menganggukangguk  dan

               kemarahannya di wajahnya berubah menjadi iba.


               "Bawa dia ke kamar tamu dan rawat dia baik-baik," kata Liu Bwee kepada empat

               orang pelayan itu yang segera menggotong tubuh Kwat Lin pergi dari situ.


               Barulah  Pangeran  Han  Ti  Ong  kini  mempedulikan  sambutan  resmi  dari  para
               pangeran dan pasukan penghormatan. Tadi dia seolah-olah menganggap mereka


               semua  itu  seperti  patung  belaka.  Dengan  megah  Pangeran  itu  lalu  langsung
               diantar  ke  kamar  ayahnya  Sang  Raja  yang  sedang  sakit  dan  yang  telah  lama


               menanti  kedatangan  puteranya  ini  sedangkan  Sin  Liong  langsung  diajak  oleh
               Swat Hong ke bagian istana di mana dia dan ibunya tinggal, yaitu di bagian kiri


               istana besar.

               Tepat seperti telah diduga oleh semua penghuni Pulau Es, tiga hari kemudian

               setelah pulangnya Pangeran Han Ti Ong, raja tua meninggal dunia setelah sempat

               menyaksikan Han Ti Ong dinobatkan menjadi penggantinya, merajai Pulau Es

               dalam upacara yang amat sederhana. Dapat dibayangkan betapa tidak puas dan

               penasaran rasa hati para pangeran  yang membenci Han Ti Ong karena usaha

               mereka memanaskan hati mendiang ayah mereka tentang keadaan Han Ti Ong

               tidak  dipedulikan  oleh  raja  tua  itu.  Dan  untuk  memberontak  secara  terang-

               terangan, tentu saja mereka tidak berani karena di dalam pulau itu, pada waktu




                                                           93
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99