Page 51 - REAKSI SEnyawa organik MONOFUNGSI
P. 51

Chapter 3 Alkil halida




                        dan asosiasi molekul pelarut dengan ion zat terlarut. Zat terlarut dalam hal
                        ini adalah nukleofil yang bermuatan negatif.
                               Diagram berikut menggambarkan interaksi yang dapat terjadi antara

                        pelarut  protik  dan  nukleofil  bermuatan  negatif.  Interaksi  tersebut
                        disebut ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen dihasilkan dari gaya dipol-dipol
                        antara  atom  elektronegatif,  seperti  halogen,  dan  atom  hidrogen  yang
                        terikat  pada  nitrogen,  oksigen,  atau  fluor.  Dalam  kasus  di  bawah  ini,

                        alkohol (ROH) digunakan sebagai pelarut protik, namun perlu diketahui
                        bahwa  interaksi  ini  dapat terjadi  dengan pelarut  lain  yang  mengandung
                        atom hidrogen terpolarisasi positif, seperti molekul air, atau Amida dalam

                        bentuk RNH2 dan R2NH.



























                        Solvasi melemahkan nukleofil, artinya solvasi menurunkan nukleofilisitas.
                        Hal ini karena pelarut membentuk "shell (cangkang)" di sekitar nukleofil,
                        sehingga  menghambat  kemampuan  nukleofil  untuk  menyerang  karbon
                        elektrofilik. Selain itu, anion yang kecil akan terlarut dibandingkan anion
                        yang  besar karena  muatan  pada  anion  yang  lebih  kecil  akan  lebih
                        terkonsentrasi.
                               Anion  fluorida  adalah  anion  yang  lebih  kecil,  sehingga
                        direpresentasikan  sebagai  anion  yang  lebih  terlarut  dibandingkan  anion
                        iodida yang lebih besar. Artinya anion fluorida akan menjadi nukleofil yang
                        lebih lemah dibandingkan anion iodida. Faktanya, penting untuk dicatat
                        bahwa fluorida tidak akan berfungsi sebagai nukleofil sama sekali dalam
                        pelarut  protik.  Ukurannya  sangat  kecil  sehingga  solvasi  menciptakan
                        situasi di mana pasangan elektron bebas fluorida tidak lagi dapat diakses,
                        yang  berarti  fluorida  tidak  dapat  berpartisipasi  dalam  reaksi  substitusi
                        nukleofilik. Sehingga dapat diketahui bahwa ketika menggunakan pelarut




                                                                      REAKSI SENYAWA OGANIK MONOFUNGSI    49
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56