Page 52 - REAKSI SEnyawa organik MONOFUNGSI
P. 52

Chapter 3 Alkil Halida



                        protik,  dalam  sistem  periodik  dari  atas  ke  bawah  dalam  satu  kolom
                        nukleofilisitas  tidak mengikuti kebasaan.  Justru  sebaliknya,  ketika
                        kebasaan  menurun,  nukleofilisitas  meningkat  dan  ketika  kebasaan
                        meningkat, nukleofilisitas menurun.


                                               F
                                                       Pelarut protik
                                               Cl      Ukuran bertambah

                                               Br      Kebasaan menurun
                                                       Nukleofilisitas meningkat
                                                I


                        b. Pelarut Aprotik
                            Pelarut aprotik adalah  pelarut  yang  tidak  memiliki  hidrogen
                        terpolarisasi  positif. Beberapa  contoh  pelarut  aprotik  polar  diantaranya:
                        aseton  (CH3COCH3),  asetonitril  (CH3CN),  dimetilformamida  (DMF)
                        (HCON(CH3)2),      dimetil     sulfoksida    (DMSO)       (CH3SOCH3),      dan
                        heksametilfosfor triamde (HMPT) ([(CH3)2N]3PO).
                            Pelarut aprotik bersifat polar, tetapi karena tidak memiliki hidrogen
                        yang  terpolarisasi  positif.  Oleh  karena  itu,  pelarut  aprotik  tidak
                        membentuk ikatan hidrogen dengan nukleofil anionik. Sehingga, interaksi
                        pelarut  pelarut  aprotik  dan  nukleofil  relatif  lemah  dalam  hal  solvasi.
                        Konsekuensi  dari  melemahnya  interaksi  ini  ada  dua.  Pertama,  dengan
                        menggunakan pelarut aprotik, reaktivitas nukleofil meningkat. Misalnya,
                        reaksi antara bromoetana dan kalium iodida pada pelarut aseton (pelarut
                        aprotik)  memiliki  laju  reaksi  500  kali  lebih  cepat  dibandingkan  dengan
                        metanol (pelarut protik).


















                        Konsekuensi kedua yang diakibatkan oleh lemahnya interaksi yang terjadi
                        antara pelarut aprotik dan nukleofil terjadi perbedaan urutan reaktivitas.
                        Perhatikan urutan nukleofilisitas jika mempertimbangkan pelarut aprotik
                        dalam kondisi tertentu. Anion fluorida adalah nukleofil terkuat. Sehingga



                          50    REAKSI SENYAWA OGANIK MONOFUNGSI
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57