Page 139 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 139

120   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


                Di Sabah, berdasarkan Land Ordinance of 1930 (direvisi
            pada tahun  1996)  dimungkinkan  “penguasaan tanah
            komunal untuk kepentingan bersama dari masyarakat adat
            setempat,  namun  tidak mempunyai kewenangan  untuk
            menjual. Penguasaan tersebut dilakukan per desa namun
            tanpa  adanya batas-batas  pemilikan individu berupa
            lapangan  rumput  untuk  penggembalaan,  pemakaman
            ataupun  sebagai  tempat-tempat yang  dikeramatkan.
                                                               62
            Selain itu Pemerintah Negara Bagian juga berhak

            menentukan areal tertentu sebagai Native Rice Cultivation,
            yang diatur dalam  Native Rice Cultivation  Ordinance
            No. 1  Tahun 1939. “Jika  areal  tertentu  telah  ditetapkan
            sebagai  Native Rice Land,  maka  si  pemilik  berkewajiban
            menanaminya dengan padi minimal sekali dalam setahun.
            Pelanggaran terhadap hal tersebut dikenakan denda. 63

                Dengan demikian,  pengaturan  tanah  ‘ulayat’ di
            Malaysia adalah  tanah-tanah  yang dikuasai  oleh  para
            Orang Asli dan natives. Tanah-tanah itu disebut Traditional
            Land serta tunduk pada Customary Law. Traditional Land
            dikecualikan dari  tanah-tanah  Kerajaan dan diatur oleh
            masing-masing Negara Bagian.


            2.  Filipina
                Kebijakan  tanah  ulayat di  Filipina dianggap  paling
            maju di antara negara-negara tetangga lainnya. Kebijakan



            62  ibid, hlm.163.
            63  ibid, hlm.163.
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144