Page 135 - Dinamika Pengaturan dan Permasalahan Tanah Ulayat
P. 135

116   Dr. Julius Sembiring, S.H., MPA.


            provinsi, Gubernur membentuk  Tim Inventarisasi  dan
            Verifikasi Penguasaan Tanah Dalam Kawasan Hutan (Tim
            Inver PTKH). Hasil kerja dari Tim tersebut di atas dapat
            berupa keputusan  pengeluaran bidang  tanah  dalam
            kawasan hutan dengan perubahan batas Kawasan Hutan.
            Keputusan  perubahan batas kawasan hutan merupakan
            dasar penerbitan sertipikat hak atas tanah

                Sebelum  dikeluarkannya Perpres No. 88  Tahun 2017
            tersebut,  garis politik pemerintahan pada pengakuan,
            penghormatan dan  perlindungan  masyarakat adat atas
            hak  ulayatnya (hutan  adat) menunjukkan keberpihakan
            dengan ditetapkannya 9 (sembilan)  kawasan hutan adat
            (total  luas 13.122,3 ha.  dengan jumlah  penduduk  5.700
            KK) pada akhir 2016 yang diberikan pada masyarakat adat

            untuk dikelola. Kesembilan hutan adat tersebut adalah:
            1.   Hutan adat Ammatoa Kajang (313,99 ha) di Desa Tanah
                Towa, Desa Pattiroang, Desa Malleleng dan Desa Bonto
                Baji Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan;
            2.  Hutan adat Marga Serampas (130 ha) di Desa Rantau
                Kermas Kabupaten Merangin Provinsi Jambi;

            3.  Hutan  Adat  Wana Posangke (6,212 ha)  di  Desa
                Taronggo Kabupaten Morowali Utara;
            4.  Hutan  Adat  Kasepuhan  Karang  (486  ha)  di Desa
                Jagaraksa Kabupaten Lebak;
            5.  Hutan Adat Bukit Sembahyang dan Padun Gelanggang
                (39,04 ha)  di Desa  Air  Terjun Kabupaten Kerinci
                Provinsi Jambi;
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140